Bisnis.com, JAKARTA-Emiten berkapitalisasi besar membagikan dividen interim 2013 untuk memberi sinyal bahwa perusahaan berada dalam kondisi yang sehat.
Entitas Grup Astra telah mengumumkan rencana pembagian dividen interim 2013 senilai total Rp2,97 triliun yang akan dibayarkan pada Oktober 2013. Sebagian besar nominal dividen entitas anak Astra mengalami penurunan karena kinerja keuangan cenderung merosot pada semester I/2013.
Induk usaha PT Astra International Tbk memberi pengumuman paling awal terkait rencana pembagian dividen interim Rp64 per saham. Dividen yang akan dibayarkan pada 31 Oktober 2013 bernilai total Rp2,59 triliun atau 29% dari laba bersih semester pertama yang tercatat Rp8,82 triliun.
Meski lebih rendah dari dividen interim 2012 yang sebesar Rp2,7 triliun, tetapi rasio dividennya lebih besar dari tahun lalu yang hanya 27,8%.
PT Astra Agro Lestari Tbk menyusul dengan rencana pembagian dividen interim sebesar Rp160 per saham atau lebih rendah dari pembagian tahun lalu Rp230 per saham. Dividen yang akan dibayarkan pada 23 Oktober 2013 itu secara total tercatat Rp251,96 miliar atau 35,14% dari laba bersih semester I/2013 yang senilai Rp716,98 miliar.
PT Astra Otoparts Tbk membagikan dividen interim Rp22 per saham atau sebesar Rp106,03 miliar pada 23 Oktober 2013. Secara nominal, nilainya lebih rendah dibanding tahun lalu yang sebesar Rp30 per saham atau Rp115,67 miliar.
Secara rasio, pemberian dividen interim tahun ini juga lebih kecil dari tahun lalu, yakni 20,44% dari laba bersih semester I/2013 yang senilai Rp518,62 miliar. Sementara itu, tahun lalu rasionya 21,91% dari laba bersih Rp527,90 miliar.
Hanya PT Astra Graphia Tbk yang menaikkan nilai dividen interim tahun ini menjadi Rp18 per saham atau Rp24,27 miliar, dari tahun sebelumnya Rp15 per saham atau Rp20,23 miliar. Secara rasio, dividen yang akan dibayarkan pada 23 Oktober itu tercatat 33,83% dari total laba Rp71,74 miliar, sedangkan rasio dividen interim 2012 ialah 28,76% dari laba bersih Rp70,35 miliar.
Direktur Astra Otoparts Robby Sani menyampaikan perseroan memutuskan membagi dividen interim untuk memberi sinyal bahwa perusahaan berada masih dalam kondisi yang sehat, meski makro ekonomi Indonesia sedang bergejolak.
“Itu [dividen interim] sebagai sinyal kalau kami yakni kinerja berikutnya [semester II] akan bisa terkontrol dengan baik,” jelasnya kepada Bisnis, Kamis (12/9).
Menurut dia, perseroan sudah menghitung dampak depresiasi nilai tukar, laju inflasi dan tingkat suku bunga acuan terhadap perkembangan kinerja Astra.
Terkait menurunnya rasio dividen, dia menuturkan persentase disesuaikan dengan perolehan laba bersih yang kini mengalami tekanan akibat depresiasi rupiah.
“Perbedaan rasio dengan tahun lalu karena kinerja saat ini yang sedikit tertekan forex [foreign exchange], sifatnya jaga-jaga agar lebih prudent,” tegasnya.
Kendati demikian, perseroan berjanji akan memberikan imbal hasil yang sesuai kepada pemegang saham jika laba 2013 lebih baik atau setidaknya sama dengan tahun lalu.
BCA, Tower Bersama, Unilever, AKR
Tak hanya Grup Astra, salah satu dari empat emiten perbankan berkapitalisasi terbesar PT Bank Central Asia Tbk juga berencana membagi dividen interim pada penghujung 2013.
Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja memastikan pihaknya akan membagi dividen interim pada akhir tahun ini. Terkait besarannya, Jahja belum dapat mengumumkan karena masih proses diskusi di jajaran direksi.
“Kami pasti bagi dividen interim tapi nilainya masih ditentukan. Mungkin November keputusan dan dibayarkan Desember, seperti tahun-tahun sebelumnya,” tuturny.
Perseroan membagi dividen interim untuk meningkatkan minat investor pasar modal. Selain itu, sebagai konsekuensi perusahaan terbuka yang harus memberi imbal hasil kepada para pemilik saham perseroan.
Pada 2012, perbankan swasta itu membagikan dividen mencapai Rp1,06 triliun atau Rp43,5 per saham. Total dividen yang dibagikan tercatat 12,56% dari total laba periode Januari-September tahun lalu yang sebesar Rp8,28 triliun.
Sebelumnya, penyedia menara telekomunikasi PT Tower Bersama Infrastructure Tbk sudah memutuskan membagi dividen interim Rp288 miliar atau setara Rp60 per saham.
CEO Tower Bersama Hardi Wijaya Liong pada 16 Agustus lalu mengungkapkan dewan komisaris telah menyetujui usulan dewan direksi untuk membagikan dividen interim 2013 itu pada 3 Oktober mendatang. Pada 2012 Tower Bersama tidak membagi dividen dengan alasan adanya akuisisi 2.500 menara dari Indosat.
Perusahaan tambang PT AKR Corporindo Tbk tak mau kalah memberi dividen interim meski dalam porsi yang minim yakni Rp50 per saham atau setara Rp104 miliar. Rasionya mencapai 55,3% dari total laba bersih yang sebesar Rp350,9 miliar.
Emiten yang saat ini menempati peringkat ketiga kapitalisasi terbesar PT Unilever Indonesia Tbk belum memutuskan rencana pembagian dividen interim, namun mensinyalir kondisi akan sama seperti tahun-tahun sebelumnya.
“Kami belum diskusikan, tahun-tahun yang lalu dividen interim kami bagikan pada akhir tahun,” ujar Sekretaris Perusahaan Unilever Sancoyo Antarikso.
Tahun lalu, Unilever membagi dividen paling besar yakni mencapai 98,2% dari laba bersih atau Rp2,39 triliun dari laba yang senilai Rp2,32 triliun.