Bisnis.com, JAKARTA—Harga tembaga naik selama tiga sesi perdagangan sekaligus menjadi rally terpanjang dalam satu bulan setelah peningkatan ekspor China selama Agustus kian membuktikan negara itu tengah mengalami kebangkitan ekonomi.
Ekspor dari negara konsumen logam terbesar dunia itu naik 7,2% dibandingkan dengan Agustus 2012, menurut laporan pihak kepabeanan.
Padahal, sejumlah analis yang disurvei Bloomberg News memperkirakan kenaikan itu hanya rata-rata 5,5%.
Sebuah indikator sektor manufaktur resmi China yang dipublikasikan pada 1 September mencapai level tertinggi dalam 16 bulan.
Sepanjang tahun ini, harga tembaga turun 10%, yang sebagian disebabkan oleh penurunan permintaan global.
“Kami tengah memantau sejumlah laporan yang sesuai dengan dugaan dari China dan hal itu sudah cukup untuk mengangkat harga tembaga,” ujar Jeffrey Friedman, seorang pialang komoditas senior pada RJO Futures di Chicago sebagaimana dikutip Bloomberg, Selasa (10/9/2013).
Dia menambahkan pasar menyatakan setidaknya hingga saat ini kondisi ekonomi China tampaknya akan semakin baik setelah beberapa bulan lalu terlihat tidak bergairah.
Kontrak tembaga untuk pengiriman Desember naik 0,5% dan bertengger di posisi US$3,28 per pound pada pukul 13.15 di bursa Comex in New York atau pukul 00.15 WIB.
Rally yang terjadi pada tiga sesi perdagangan tersebut merupakan yang terlama sejak 2 Agustus , sedangkan harga tembaga naik 0,9% pekan lalu dan naik 7,2% selama triwulan ini.
Di bursa London Metal Exchange, harga tembaga untuk kontrak tiga bulan naik 0,5% menjadi US$7.19 per metrik ton (US$3,26 per pound).