Bisnis.com, JAKARTA—Harga tembaga menanjak setelah ekspor China naik di luar perkiraan sehingga kian membuktikan pertumbuhan ekonomi di negara konsumen tembaga terbesar dunia itu mulai menggeliat setelah dua kuartal lesu.
Harga logam untuk pengiriman 3 bulan di bursa London Metal Exchange naik 0,8% menjadi US$7.220,25 per ton dan diperdagangkan pada posisi US$7.217,75 pada pukul 09.42 di Shanghai atau 08.42 WIB, sedangkan harga tembaga naik 0,9% pekan lalu.
Ekspor China naik 7,2% dibandingkan dengan tahun sebelumnya, menurut laporan Departemen Kepabeanan China. Padahal, 46 ekonom yang disurvei Bloomberg rata-rata memperkirakan pertumbuhannya hanya 5,5%.
Impor naik 7% dibandingkan dengan realisasi tahun lalu atau di bawah perkiraan sehingga membuat surplus perdagangan lebih dari US$28 miliar. “Pasar punya kepercayaan yang tinggi setelah melihat data perdagangan pada Agustus,” ujar Pang Juan, seorang analis pada Jinrui Futures Co.
Pang menambahkan bahwa ditunjuknya Jepang sebagai tuan rumah Olimpiade 2020 membuat sentimen ekonomi di negara itu membaik sehingga ikut mendorong permintaan logam.
Kontrak tembaga untuk pengiriman Desember di bursa Shanghai Futures Exchange naik 0,8% menjadi 52.240 yuan (US$8.54) per ton. Adapun logam untuk pengiriman Desember di bursa Comex New York naik 0,6% menjadi US$3,282 per pound.