Bisnis.com, JAKARTA—Harga emas di Commodity Exchange New York pada pukul 12:27 WIB, Senin (9/9/2013), naik 0,11% ke posisi US$1.388 per troy ounce atau US$44,75 per gram, menyusul data nonfarm payrolls yang tak sesuai dengan ekspektasi pasar.
Namun, menurut Kepala Riset PT Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra dalam analisis harga emas hariannya, mengingatkan ekspektasi pengurangan stimulus Federal Reserve (tapering) untuk perekonomian AS masih belum hilang.
“Di sisi lain, isu konflik Suriah masih akan mendukung kenaikan harga emas,” kata Ariston.
Dia menilai support yang terbentuk pagi ini ada di kisaran US$1.380 sementara resisten terdekat adalah US$1.394. Harga emas, menurut Ariston, masih terlihat tertekan di bawah area US$1.400. “Bila harga berhasil menembus di bawah support 1380, bisa membawa harga melemah kembali ke level 1360an,” ungkapnya.
Adapun penembusan harga emas di atas US$1.394 bisa membuka peluang harga kembali ke area US$1.400.
Data pertambahan jumlah pekerja di sektor nonpertanian AS selama Agustus tercatat sekitar 169.000. Angka itu di bawah spekulasi pasar yang memperkiraan pertambahan pekerja bisa mencapai 180.000.
Melesetnya angka tersebut membuat pasar berspekulasi Federal Reserve akan menahan diri untuk melakukan tapering.