Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Minyak WTI Merosot, Kongres Izinkan AS Serang Suriah

Bisnis.com, NEW YORK - Minyak West Texas Intermediate (WTI) turun terparah dalam 2 pekan, menyusul persetujuan AS untuk melakukan serangan dalam skala terbatas terhadap Suriah. Kontrak berjangka turun 1,2%.

Bisnis.com, NEW YORK - Minyak West Texas Intermediate (WTI) turun terparah dalam 2 pekan, menyusul persetujuan AS untuk melakukan serangan dalam skala terbatas terhadap Suriah. Kontrak berjangka turun 1,2%.

Komite Hubungan Luar Negeri Senat mengeluarkan resolusi otorisasi penggunaan otoritas kekuasaan "disesuaikan.” Ini merupakan dukungan pertama Kongres terhadap rencana Presiden Barack Obama untuk menyerang Suriah dalam merespons dugaan penggunaan senjata kimia terhadap warga sipil.

“Pasar mulai mengharapkan keterlibatan lebih terbatas Amerika Serikat di Suriah dan potensi ekspansi lebih terbatas dari konflik, itu memangkas beberapa premi di atas," kata Jason Schenker, presiden Prestige Economics LLC, Austin, Texas berbasis konsultan energi.

WTI untuk pengiriman Oktober turun US$1,31 dan menetap di level US$107,23 per barel di New York Mercantile Exchange, penurunan terbesar sejak 20 Agustus. Tahun ini, harga telah melonjak 17%.

Volume semua kontrak berjangka yang diperdagangkan 21% di bawah rata-rata 100 hari pada pukul 15.59.

Harga sedikit berubah setelah American Petroleum Institute melaporkan persediaan AS turun 4,16 juta barel pekan lalu. Kontrak Oktober, yang diperdagangkan pada US$107,30 sebelum API merilis laporan pada pukul 4.30 sore, sedikit bergeser ke level US$ 107,37 pada 4.35 sore di perdagangan elektronik.

Brent untuk pengiriman Oktober turun 77 sen , atau 0,7% , ke US$114,91 per barel di bursa ICE Futures Europe yang berbasis di London. Volume semua kontrak berjangka yang diperdagangkan 21% di atas rata-rata 100 hari. Premi Brent terhadap WTI melebar menjadi US$7,68 per barel dari US$7,14 kemarin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Fatkhul-nonaktif
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper