Bisnis.com, JAKARTA— Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan kemarin (3/9/2013) menunjukkan tren penguatan.
Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada mengatakan IHSG dapat kembali rebound setelah merespon positifnya laju bursa saham Asia dan Eropa sebelumnya yang berada di zona hijau.
“Apalagi pada Selasa (3/9/2013), laju bursa saham regional juga sangat kondusif sehingga berimbas positif pada laju IHSG,” kat Reza dalam rekomendasi dan analisanya.
Laju IHSG yang sebelumnya dikhawatirkan akan terjadi pelemahan, ujarnya, justru menguat.
Pelaku pasar, tambahnya, bahkan memanfaatkan momen tersebut untuk belanja sehingga dapat mempertahankan IHSG di jalur hijaunya hingga akhir sesi.
Pembukaan pasar Eropa yang sedikit negatif tidak menghalangi IHSG berada di zona positifnya.
“Melebarnya defisit neraca perdagangan, lupakan dulu. Karena memang sesuai dengan prediksi masih akan defisit. Tidak usah terlalu berlebihan dalam menyikapinya,” ujar Reza.
Sepanjang perdagangan kemarin (3/9/2013), IHSG menyentuh level tertinggi di angka 4.164,01 yang terjadi di akhir sesi 2. Menyentuh level terendah 4.110,16 di awal sesi 2 dan berakhir di level 4.164,01.
Reza mengatakan volume perdagangan naik dan nilai total transaksi turun. Investor asing mencatatkan nett sell dengan penurunan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett buy.
Membaiknya indeks manufaktur di sejumlah wilayah di Asia dan Eropa, masih memberikan sentimen positif untuk bursa saham Asia.
Ditambah lagi dengan pelemahan nilai tukar yen, seiring ekspektasi perbaikan perekonomian Jepang setelah BoJ mensinyalkan kemajuan dalam upayanya mendorong pertumbuhan.
Tetapnya suku bunga acuan RBA dan kenaikan industri jasa China direspons positif, sehingga mempertahankan laju bursa saham Asia di zona hijaunya.
Laju kenaikan bursa saham Asia tampaknya belum banyak berimbas pada laju bursa saham Eropa yang hingga kini bergerak di zona negatifnya.
“Tampaknya pelaku pasar bersikap menahan diri jelang rilis sejumlah data di AS.” Kata Reza.
Data tersebut antara lain markit manufacturing PMI & ISM manufacturing index. Padahal sejumlah data-data di zona Euro yang dirilis cukup positif, dintaranya turunnya unemployment rate Spanyol, pertumbuhan GDP Swiss, dan kenaikan sektor konstruksi PMI Inggris. (ltc)