Bisnis.com, JAKARTA — Lembaga pemeringkat Fitch Ratings menilai jatuhnya nilai tukar rupiah akan berdampak pada industri yang memiliki eksposur tinggi terhadap mismatch pembiayaan dan pendapatan dalam mata uang asing. Meski demikian, Fitch tidak melihat adanya dampak langsung terhadap penetapan rating.
Depresiasi Rupiah sebesar sekitar 14% sepanjang tahun ini akan menambah beban operasional bagi perusahaan yang memiliki mismatch mata uang asing, demikian disampaikan dalam siaran pers yang diterima Bisnis, Jumat (30/8/2013).
Kendati begitu, sejumlah perusahan yang mendapat peringkat dari Fitch diyakini akan mampu bertahan terhadap kondisi ini karena posisi mereka yang penting sebagai pemimpin pasar (market leader).
Di antara perusahaan yang dinilai rentan terhadap depresiasi Rupiah adalah PT Lippo Karawaci Tbk (Lippo, BB-/ A+(idn) / Stable), PT Alam Sutera Tbk (ASRI, B+/ Stable), PT Multipolar Tbk (Multipolar, B+/ Stable), PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (Jababeka, B+/ Stable) dan PT Garuda Indonesia Tbk (Garuda, A(idn)/ Stable).
Kelima perusahaan tersebut mengalami mismatch karena mendapatkan pemasukan dalam Rupiah namun berutang dalam mata uang asing. Meski begitu, Fitch memprediksi mereka akan mampu menutup kerugian akibat mismatch tersebut dalam 12 bulan ke depan sehingga kerugian ini tidak sampai mempengaruhi rating.