Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas kembali merangkak naik setelah data durable goods (pesanan barang tahan lama) AS selama Juli menunjukkan penurunan terbesar dalam 1 tahun terakhir.
Namun demikian, menurut Kepala Riset PT Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra, aksi jual terlihat menekan harga emas kembali ke bawah US$1.400 per troy ounce.
Pagi ini harga emas untuk pengiriman Desember di Commodity Exchange New York, mendekati area resisten US$1.408 dan tercatat naik 0,39% ke posisi US$1.398,60 per troy ounce (Rp487.468,6 per gram) pada pukul 12:21 WIB.
“Tekanan ke bawah bisa berlanjut ke area US$1.384 jika level support US$1.394 tertembus ke bawah,” kata Ariston dalam laporan analisis harga emas harian. Adapun jika emas menembus US$1.394, momentum penguatan ke area US$1.408 masih terjaga.
Dia menambahkan data penting yang dapat menggerakkan pasar hari ini datang dari Eropa dan AS. Pasar menantikan data iklim bisnis Jerman dari Ifo dan tingkat keyakinan AS yang disurvei oleh Conference Board.
Selain itu, isu pengurangan laju quantitative easing Federal Reserve masih membayangi pergerakan emas.