Bisnis.com, JAKARTA – PT Siloam International Hospitals menurunkan kisaran harga initial public offering (IPO) menjadi Rp9.000-Rp9.500 per saham dengan kapitalisasi pasar Rp10,4 triliun-Rp11 triliun.
Sebelumnya Siloam berencana melepas saham ke publik dengan harga pada kisaran Rp11.200-Rp14.200 per lembar saham dengan target kapitalisasi pasar sebesar Rp13 triliun-Rp16,5 triliun.
Selain menurunkan harga, Siloam juga akan menyesuaikan jumlah saham baru yang akan ditawarkan melalui IPO menjadi sebanyak-banyaknya 156,1 juta saham, jumlah tersebut lebih rendah dibandingkan rencana awal sebanyak 162,75 juta saham baru.
Berdasarkan keterbukaan informasi yang dikutip Bisnis, Senin (26/8), penurunan harga tersebut dilakukan sebagai penyesuaian terhadap kondisi pasar modal di Indonesia dan Regional, sebelumnya Siloam telah melakukan konsultasi dengan international selling agents dan joint lead domestic underwriters yang telah ditunjuk.
Siloam juga memutuskan untuk melakukan penyesuaian penggunaan dana hasil IPO dengan persentase alokasi sekitar 39% untuk pembelian peralatan medis, perluasan rumah sakit dan pembangunan rumah sakit baru. Kemudian 35% akan digunakan untuk pembayaran utang belanja modal kepada perusahaan induk, sedangkan sisanya 26% akan dialokasikan untuk akuisisi tumah sakit, operator rumah sakit atau perusahaan healthcare yang medukung kegiatan operasi Siloam.
Kepala Riset PT Buana Capital Alfred Nainggolan menilai hal yang dilakukan Siloam merupakan langkah yang wajar jika melihat kondisi pasar saat ini, apalagi mereka membutuhkan dana segar sebagai sumber pembiayaan perusahaan.
"Salah satu konsekuensi agar IPO dapat diterima pasar mereka memang harus menyesuaikan harga saham, apalagi kondisi IHSG saat ini juga masih turun," jelasnya kepada Bisnis, Senin (26/7).
Meski demikian, dengan penurunan harga tersebut Alfred menilai saham siloam masih memiliki valuasi yang tinggi, apalagi Siloam yang bergerak di bidang jasa hanya memiliki sedikit aset. Selain itu price/earning ratio (PER) yang relatif tinggi mencapai 100x membuat pelaku pasar pesimistis. Namun hal tersebut menurutnya tidak masalah apabila Siloam telah mendapat anchor buyer yang akan membeli saham mereka.
“Dengan valuasi tinggi, investor nasional maupun asing kemungkinan akan melirik pilihan lain,” paparnya.
Jadwal untuk go public atau Initial Public Offering(IPO) antara lain masa penawaran awal akan berlangsung 12-28 Agustus 2013, perkiraan tanggal efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 2 September 2013, masa penawaran umum pada 4-6 September 2013, masa penjatahan pada 10 September 2013, pengembalian uang pesanan dan distribusi saham pada 11 September 2013, dan pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia pada 12 September 2013.