Bisnis.com, JAKARTA--Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik setelah melemah selama dua pekan.
Sementara itu, jumlah pekerja yang menuntut tunjangan pengangguran sepanjang bulan lalu, paling rendah dalam kurun lebih dari lima tahun.
Kondisi itu mendorong optimisme bahwa permintaan terhadap bahan bakar akan mengalami akselerasi.
Berdasarkan laporan Departemen Tenaga Kerja AS, harga minyak WTI meningkat untuk pertama kali dalam empat hari setelah klaim tunjangan bulanan yang berakhir 17 Agustus lalu, turun menjadi rata-rata 330.500 per pekan, menjadi paling rendah sejak November 2007.
Indeks sejumlah indikator utama AS naik pada Juli ke level tertinggi dalam tiga bulan. Sejalan dengan itu, sektor manufaktur China kembali bergairah dan produksi dari kilang di Eropa membaik, sedangkan selisih harga minyak WTI terhadap Brent menipis hingga di atas US$1.
“Anda punya data ekonomian yang positif yang akan berdampak pada peningkatan permintaan. Pasar akan bergerak dinamis,” ujar Tom Finlon, seorang direktur Energy Analytics Group LLC, seperti dikutip Bloomberg, Jumat (23/8/2013).
Harga minyak mentah WTI untuk pengiriman Oktober naik US$1,18 atau 1,1% dan bertengger pada US$105,03 per barel di bursa New York Mercantile Exchange.
Di sisi lain, volume seluruh kontrak yang diperdagangakan tercatat 25% di bawah rata-rata 100 hari pada pukul 15.21, Kamis (22/8/2013) waktu setempat atau pukul 02.21 WIB hari ini, Jumat (23/8/2013).
Harga minyak mentah Brent untuk pengiriman Oktober naik 9 sen menjadi US$109,90 per barel di bursa ICE Futures Europe London.
Volume itu tercatat 28% di bawah rata-rata 100 hari, sedangkan premi minyak acuan Eropa itu terhadap WTI menyusut jadi US$4,87 dari US$5,96 atau level paling tinggi sejak 26 Januari pada perdagangan kemarin.