Bisnis.com, JAKARTA— PT Monex Investindo Futures memperkirakan terjadi peningkatan permintaan ekspor minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) dari Malasya dan Indonesia, sejalan dengan melemahnya mata uang ringgit dan rupiah.
Periset dan Analis Senior PT Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengharapkan peningkatan permintaan suplai CPO dari Malaysia dan Indonesia juga akan mengerek harga.
“Malaysia dan Indonesia ekportir [utama CPO]. Pelemahan mata uang [ringgit dan rupiah terhadap dolar AS], akan menyebabkan kenaikan permintaan ekspor,” kata Zulfirman saat dihubungi melalui telepon genggamnya hari ini, Senin (19/8/2013).
Untuk itu, ujarnya, dari sisi fundamental, meningkatnya ekspor minyak sawit Malaysia, serta lemahnya nilai tukar ringgit dan rupiah masih dapat memberikan sentimen positif untuk minyak sawit.
“Meski demikian, investor masih cemas dengan outlook melimpahnya suplai pascaRamadan dan kecemasan atas pemberlakuan capital control di India,” kata Zulfirman.
Pada perdagangan hari ini, ujarnya, harga CPO dibuka menguat pada pukul 11.00 waktu Malaysia atau pukul 10.00 WIB ke level 2.335 ringgit Malaysia/ton atau sekitar Rp7 juta/ton.
“Kami memperkirakan harga CPO [bakal bertengger] di atas 2.334 ringgit/ton,” ujarnya.