Bisnis.com, JAKARTA - Emas naik ke level tertinggi dalam 2 bulan terakhir pascarilis sejumlah data ekonomi AS melemahkan nilai dolar.
Data capital inflow AS menunjukkan aliran dana asing yang cukup deras dan data indeks manufaktur yang buruk membuat nilai dolar melemah. Pada penutupan bursa, indeks dolar AS ditutup turun 0,67%.
Emas untuk pengiriman bulan Desember tercatat naik 0,40% ke posisi US$1.366,30 di Commodity Exchange New York. Pagi tadi, emas sempat melampaui level US$1.372.
Menurut Kepala Riset PT Monex Investindo Future Ariston Tjendra, momentum penguatan harga emas masih terlihat di pasar.
Saat ini harga emas berada di kisaran US$41.366 per troy ounce. Penguatan lanjutan, menurut Ariston, memerlukan konfirmasi penembusan harga ke level resisten US$1.376 dengan potensi target ke area US$1.390.
Sementara itu, support terdekat berada di rentang level US$1.358 sedang penembusan di bawah harga tersebut akan memicu pelemahan ke posisi US$1.345.
Dia menambahkan, data yang bakal menjadi market movers mala mini adalah data ijin pembangunan perumahan dan housing starts. Data survei sentiment konsumen AS yang akan dirilis University of Michigan malam nanti juga jadi salah satu faktor penggerak harga.
Menjelang rapat Federal Reserve (The Fed) bulan depan, pasar semakin memperhatikan data-data ekonomi AS yang akan jadi penentu keputusan The Fed perihal laju bantuan moneter AS.
