Bisnis.com, SINGAPURA--Harga minyak berbalik lebih tinggi di perdagangan Asia Senin (5/8/2013) di tengah data ekonomi optimis dari China, meski terdapat kekhawatiran tentang melemahnya pertumbuhan pekerjaan di Amerika Serikat, kata para analis.
Kontrak utama New York, West Texas Intermediate untuk pengiriman September naik 30 sen menjadi US$107,24 per barel dalam perdagangan sore, dan minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan September naik 25 sen ke posisi US$109,20 per barel.
Raksasa perbankan HSBC mengatakan indeks manajer pembelian (PMI) Senin untuk industri jasa di China mencapai 51,3 pada Juli, tidak berubah dari bulan sebelumnya.
Angka di atas 50 menunjukkan pertumbuhan, sementara berapapun di bawah angka tersebut sinyal kontraksi.
PMI non-manufaktur resmi China yang dirilis akhir pekan lalu, berada pada 54,1 untuk Juli, dari 53,9 pada bulan sebelumnya.
"Indeks manajer pembelian HSBC 'untuk industri jasa di China tetap dalam wilayah ekspansif, dan ini telah memberikan dukungan untuk harga minyak mentah," kata Lee Chen Hoay, analis investasi pada Phillip Futures di Singapura kepada AFP.
Harga namun tetap berada di bawah tekanan atas kekhawatiran tentang permintaan di Amerika Serikat setelah laporan data pekerjaan AS yang melemah pekan lalu.
Departemen Tenaga Kerja pada Jumat mengatakan Amerika Serikat menambah 162.000 pekerjaan pada Juli, jauh di bawah rata-rata 175.000 diharapkan oleh para analis. Angka pengangguran turun menjadi 7,4% dari 7,6% pada Juni.
"Laporan pekerjaan AS yang bervariasi muncul lebih lemah dari yang diharapkan dan yang telah menciptakan sentimen agak kuat tentang permintaan untuk minyak mentah," Desmond Chua, analis CMC Markets di Singapura..
Harga minyak telah "rally" pekan lalu didukung data manufaktur yang kuat dari cadangan minyak AS dan China, dengan minyak mentah Brent hampir mendekati tingkat tinggi empat bulan di atas US$110 per barel. (Antara/Reuters)
Harga Minyak Menguat di Asia, Terpicu Data Ekonomi China
Bisnis.com, SINGAPURA--Harga minyak berbalik lebih tinggi di perdagangan Asia Senin (5/8/2013) di tengah data ekonomi optimis dari China, meski terdapat kekhawatiran tentang melemahnya pertumbuhan pekerjaan di Amerika Serikat, kata para analis.Kontrak
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
1 jam yang lalu