Bisnis.com, JAKARTA--Menjelang libur panjang Lebaran, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,36% ke level 4.640,78 pada perdagangan Jumat (2/8/2013).
Pergerakan pasar saham tersebut sejalan dengan pergerakan bursa Asia dan bursa global yang juga menguat.
Sepanjang perdagangan kemarin indeks bergerak pada kisaran 4.619,08-4.658,43.
Dari 479 saham yang diperdagangkan, sebanyak 142 saham menguat, 97 saham melemah, dan 240 saham stagnan.
Lima dari sembilan sektor yang ada di Bursa Efek Indonesia (BEI) menguat dipimpin kenaikan sektor industri dasar dan kimia 1,72%.
Sementara itu, empat sektor lainnya melemah dengan penurunan tertajam dialami sektor aneka industri 0,32%.
Level penutupan kemarin merupakan level tertinggi dalam pekan ini. Jika dilihat pergerakan se jak awal pekan ini, indeks telah menguat 0,36%.
Adapun jika dilihat pergerakan sejak awal tahun ini (year to date), indeks telah naik 6,77%.
Indeks sempat menyentuh level tertinggi pada 20 Mei 2013 di 5.214,98 dan level terendah pada 11 Januari 2013 di 4.305,91.
Reza Priyambada, Kepala Riset PT Trust Securities, mengatakan sentimen yang variatif mempengaruhi IHSG.
Namun sentimen dari The Fed yang belum berencana mengurangi stimulusnya membuat pasar kembali mengalami rebound.
"Sempat mengalami penurunan karena shock therapy pasca dirilisnya lonjakan inflasi yang di atas estimasi dan masih defisitnya neraca perdagangan Indonesia,” ujarnya dalam analisa, Jumat (2/8/2013).
Namun untungnya pada akhir pekan IHSG mampu kembali berada di zona hijau seiring kembali positifnya bursa saham Asia karena rilis data-data ekonomi.
Berbeda dengan IHSG yang menguat, nilai tukar rupiah justru melemah ditransaksikan dengan dolar AS.
Berdasarkan data kurs valas di Bloomberg, rupiah tercatat melemah 0,6% dan tembus ke level Rp10.333 per dolar AS pada penutupan pukul 15.53 WIB, yang merupakan pelemahan terbesar setidaknya dalam 4 tahun terakhir.
Sepanjang perdagangan kemarin, rupiah bergerak pada kisaran Rp10.273-Rp10.333.
Namun, pelemahan tidak hanya terjadi pada rupiah, tetapi juga oleh sebagian besar mata uang Asia-Pasifik.
Sementara itu, Bank Indonesia menetapkan kurs tengah pada level Rp10.288 per dolar AS kemarin.
Kepala Divisi Riset dan Analisis PT Monex Investindo Futures (MIF) Ariston Tjendra mengatakan pelemahan rupiah itu terkena sentimen negatif, baik dari global maupun domestik. (ra)