Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah produsen emas terbesar di dunia melakukan aksi writedown besar-besaran yang membuat perusahaan merugi hingga miliaran dolar.
Salah satunya adalah Newmont Mining Corp (NEM) yang melaporkan kerugian setelah aksi writedown terhadap pasokan emas dan dua tambang di Australia senilai US$2,26 miliar.
Menurut Lukman Leong, analis PT Platon Niaga Berjangka writedown kali ini tak terlampau mengejutkan dan merupakan kelanjutan dari aksi penurunan nilai sebelumnya.
“Ini bukannya mengagetkan, tapi terlalu cepat dan terlalu besar nilainya,” kata Lukman saat dihubungi Bisnis, Jumat (26/7).
Analis PT Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan, aksi ini adalah efek kejatuhan harga emas dalam 3 bulan terakhir. “Perusahaan emas tidak melakukan hedging karena harga emas yang selalu naik, penurunan harga emas ini memukul kinerja perusahaan,” kata Zulfirman.
Saat ini, kata Lukman, sebenarnya tak hanya komoditas emas semata yang mengalami writedown. Hampir seluruh pertambangan dan komoditas lain juga mengalami hal serupa. “Keadaan memang sedang tidak kondusif untuk komoditas,” Lukman menambahkan.
Sementara itu, menurut data Greenwood Village, perusahaan tambang yang berbasis di Colorado, pada kuartal kedua tahun ini net kerugian berada pada level US$2,1 triliun atau US$4,21 per saham.
Sementara itu, pendapatan tahun lalu tercatat pada angka US$279 juta.
Net kerugian, belum termasuk aksi pengurangan nilai, membuat emas berada pada level 10 sen per saham. Jumlah ini merosot jauh dari sejumlah perkiraan yang diolah Bloomberg yang memprediksi share profit ada pada kisaran 42 sen per saham.
Perusahaan pertambangan emas mengumumkan aksi penurunan nilai sebesar US$15 miliar pada 2 bulan terakhir. Aksi ini terjadi setelah logam mulia itu anjlok ke titik kuartal terendahnya selama lebih dari 9 dekade. Newcrest Mining Ltd mengatakan, tindakan tersebut menguras sekitar US$5,6 miliar.
Adapun, menurut Goldcorp Inc, produsen terbesar berdasarkan nilai pasar saat ini, penurunan nilai aset tersebut membuat perusahaan merugi sebesar US$1,96 miliar.
Sementara itu, pada kuartal kedua dirilis setelah penutupan perdagangan harian di New York. Dalam rilis tersebut, Newmont membukukan kenaikan 1,1% menjadi US$29,93.
Newmont menyatakan, aksi writedown yang mereka lakukan menurunkan biaya di 2 tambang Newmont di Australia yaitu Boddington dan Tanami. Aksi tersebut juga turut mengurangi nilai pasokan. Mereka menambahkan, penjualan pada kuartal kedua turun sebesar US$1,99 miliar, lebih rendah dibandingkan dengan prediksi beberapa saat lalu yang mencapai US$2,09 miliar.
Menanggapi hal tersebut, Zulfirman mengatakan, hal ini diprediksi akan berlangsung selama 1-2 kuartal saja. Pasalnya, perusahaan produsen emas akan menyesuaikan hasil produksi dengan kondisi pasar yang ada.