Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Selamatkan Rupiah, BI Intervensi dengan Lelang Transaksi Swap

Bisnis.com, JAKARTA - Rupiah Indonesia turun untuk hari ke-10, penurunan terpanjang sejak Januari 2004, setelah dolar AS menguat terhadap hampir seluruh mata uang dunia.Menghadapi situasi ini, Bank Indonesia mencoba melakukan intervensi melalui lelang

Bisnis.com, JAKARTA - Rupiah Indonesia turun untuk hari ke-10, penurunan terpanjang sejak Januari 2004, setelah dolar AS menguat terhadap hampir seluruh mata uang dunia.

Menghadapi situasi ini, Bank Indonesia mencoba melakukan intervensi melalui lelang transaksi swap.

Ekonom Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsihmengatakan saat ini Rupiah berada di level yang rawan jika dilihat dari sejarahnya. Sementara intervensi dari transaksi swap pun hanya akan berpengaruh untuk jangka pendek.

“Dari lelang transaksi swap yang dilakukan BI, mereka dapat meraup hingga US$600 juta. Jumlah itu dari transaksi 1 bulan dan 6 bulan masing-masing sebesar US$300 juta,” ujarnya pada Bisnis, Kamis (18/7/2013).

Menurutnya, jika lelang itu dapat meraup banyak dana, maka hal itu berarti para pemegang dolar AS tertarik dan mau menyimpan mata uang tersebut di BI.

“Transaksi swap akan menarik para pemegang dolar AS apabila rate-nya menarik. Namun pelemahan Rupiah yang berkelanjutan bisa membuat transaksi swap tidak menarik,” kata Lana.

Dia menambahkan masyarakat harus optimistis instrumen BI kali ini dapat membantu Rupiah menguat. Selain instrumen tersebut, pelaku pasar juga menanti keluarnya data besaran inflasi pada 1 Agustus yang menurut perkiraan BI sebesar 2,3%.

“Sementara untuk intervensi dalam jangka waktu terdekat yang paling mungkin adalah menaikkan suku bunga Fasbi, yang saya perkirakan akan naik 25 basis poin,” jelasnya.

Ariston Tjendra, Kepala Riset PT Monex Investindo Futures mengatakan pernyataan Bernanke yang membuka peluang pengurangan stimulus memang menjadi faktor penguatan dolar AS.

“Pada perdagangan Jumat (19/7/2013), Rupiah kemungkinan diperdagangkan pada kisaran Rp10.050 hingga Rp10.170 per dolar AS,” tuturnya. (46/yus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Giras Pasopati
Editor : Yusran Yunus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper