BISNIS.COM, JAKARTA—Pemisahan Grup Bakrie dan PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dari Bumi Plc lagi-lagi kembali molor, meski RUPS Tahunan Bumi Plc telah selesai digelar.
RUPS Tahunan yang digelar Rabu (26/6/2013) waktu London itu merupakan tenggat waktu bagi Grup Bakrie untuk membayar US$278 juta tunai kepada Bumi Plc untuk menebus Bumi Resources, yang sebelumnya sudah diperpanjang dari semula 30 Mei 2013.
CEO Bumi Plc Nick von Schirnding mengatakan pemisahan dengan Grup Bakrie dan PT Bumi Resources Tbk (BUMI) cukup kompleks. Menurutnya, perseroan dihadapkan dengan situasi yang sulit karena proses ini melibatkan sejumlah entitas, termasuk regulator yang relevan.
“Saya yakin kami mendekati akhir dari proses pemisahan ini. Grup Bakrie juga sudah memberitahu mereka sudah memiliki uang tunai yang sebesar US$278 juta, termasuk US$50 juta di akun escrow,” ujar Nick seperti dikutip dari keterangan resmi di website-nya, Kamis (27/6).
Dia mengatakan faktor lain yang membuat pemisahan ini semakin molor adalah ditemukannya pengeluaran hingga US$201 juta di PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU) selama 2011—2012 yang ternyata tidak memiliki tujuan bisnis yang jelas.
“Tidak akan ada pemisahan sebelum pengeluaran tersebut dikembalikan,” tegas Nick.
Namun, Nick menambahkan, perseroan telah menandatangani perjanjian penyelesaian dengan mantan Presiden Direktur Berau Rosan Roeslani, yang mengambil tanggung jawab untuk memastikan sebagian besar dari pengeluaran tersebut akan dikembalikan.
Menurutnya, Rosan sudah setuju untuk mengembalikan atau mengganti pengeluaran Berau Energy yang tidak jelas senilai US$201 juta itu dengan kombinasi aset dan dana tunai US$173 juta. “Kami akan meletakkan hal ini dalam voting, bersamaan dengan transaksi pemisahan dengan Bakrie.”
Amir Sambodo, Direktur Independen NonEksekutif Bumi Plc menambahkan pemisahan antara Grup Bakrie dengan Bumi Plc tetap direncanakan untuk dijalan
kan. “Nanti akan diajukan dalam RUPS Luar Biasa yang akan diagendakan kemudian,” ujarnya, Kamis (27/6/2013).