Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

GAPKI: Kebakaran Hutan Tak Ganggu Pasokan Sawit, Harga Bakal Naik

BISNIS.COM, JAKARTA—Gabungan Asosiasi Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menyatakan kebakaran hutan di Riau tidak akan mengganggu pasokan kelapa sawit secara drastis, sehingga harga minyak sawit mentah (CPO) diyakini tetap bisa dikendalikan.

BISNIS.COM, JAKARTA—Gabungan Asosiasi Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menyatakan kebakaran hutan di Riau tidak akan mengganggu pasokan kelapa sawit secara drastis, sehingga harga minyak sawit mentah (CPO) diyakini tetap bisa dikendalikan.

Joko Supriyono, Sekretaris Jenderal GAPKI, mengatakan pihaknya sudah mengerahkan bantuan untuk pemadaman kebakaran hutan di beberapa daerah. Beberapa anggota GAPKI di Riau juga sudah menyiapkan beberapa armada pemadam kebakaran.

“Untuk total pemadam kebakaran hingga saat ini ada 26 armada. Seluruhnya tersebar di beberapa kabupaten. Ada lima unit di Rokan Hulu, sembilan unit di Rokan Hilir, dua unit di Indragiri Hulu, tiga unit di Pelalawan, tiga unit di Siak dan empat unit di Kampar,” ujar Joko pada konferensi pers GAPKI mengenai kebakaran hutan, Selasa (25/6/2013).

Berdasarkan laporan yang diterima GAPKI, dari seluruh anggota yang beroperasi di Riau, hanya satu anggota yang melaporkan kerugian karena salah satu kebun plasma milik perusahaan tersebut terbakar.

“Untuk nilai kerugiannya saya tidak tahu secara pasti, karena belum dikalkulasi. Yang jelas pasokan tidak akan terganggu, dan saya kira harga masih bisa dikendalikan. Kami berharap pada bulan puasa harga bisa mulai naik,” katanya.

Dia menambahkan, untuk lahan di Riau, tidak ada ekspansi dari perusahaan sawit. Hal itu karena sesuai konsensi, lahan sudah habis. Namun ekspansi dilakukan oleh beberapa petani lokal di sana.

Adapun dari sekitar 5 juta hektare lahan sawit saat ini, yang dimiliki perusahaan anggota GAPKI hanya sebesar 3 juta hektare. Adapun produksi CPO dari GAPKI per tahunnya mencapai 27 juta ton.

Minyak kelapa sawit mentah diperdagangkan mendekati level terendah dalam hampir 3 minggu pada kekhawatiran bahwa persediaan akan naik ke level tertinggi sejak 1999 karena permintaan melambat dalam lebih dari satu dekade.

Nilai kontrak untuk pengiriman September mengakhiri sesi pagi di 2.406 ringgit (US$749) per ton di Bursa Malaysia Derivatives, Kuala Lumpur. Kontrak ditutup pada 2.404 ringgit kemarin, harga terendah untuk kontrak teraktif sejak 5 Juni. Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Bloomberg, sawit untuk pengiriman fisik pada Juli berada di 2.410 ringgit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Giras Pasopati
Editor :
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper