Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Asing Hengkang Berlanjut, Itu Gara-gara Inflasi

BISNIS.COM, JAKARTA—Pelarian modal asing dari pasar modal Indonesia pada pekan ini diperkirakan masih berlanjut setelah adanya pernyataan bank sentral AS yang akan menghentikan kebijakan stimulusnya.

BISNIS.COM, JAKARTA—Pelarian modal asing dari pasar modal Indonesia pada pekan ini diperkirakan masih berlanjut setelah adanya pernyataan bank sentral AS yang akan menghentikan kebijakan stimulusnya.

David Sutyanto, analis PT First Asia Capital, mengatakan aksi jual asing masih akan berlanjut, karena sejak 2007 hingga kuartal I/2013 dana asing yang masuk ke pasar modal Indonesia mencapai Rp144 triliun. Perusahaan pialang itu mengingatkan masih besar potensi pelarian modal dari Indonesia.

“Jadi masih ada banyak dana yang harus mereka [investor asing] cairkan jika benar-benar berniat hengkang dari Indonesia,” katanya, Minggu (23/6/2013).

Menurutnya, pekan ini pasar masih akan dilanda aksi jual oleh asing, sehingga volatilitas pasar akan tinggi seperti pada pekan lalu. Dia memperkirakan IHSG bergerak pada level 4.200—4.800.

“Melebarnya defisit neraca perdagangan, ancaman kenaikan inflasi, dan lainnya menjadi alasan yang cukup kuat [bagi asing] untuk mengurangi posisi,” ujarnya.

Berdasarkan data statistik Bursa Efek Indonesia, asing mencatatkan total penjualan hingga Rp4,87 triliun pada pekan lalu, dan menyisakan beli bersih asing sepanjang tahun berjalan ini sebesar Rp21,3 miliar. Sepanjang pekan lalu, IHSG bergerak ter koreksi 5,5% ke posisi 4.515,37 dengan total volume perdagangan 38,83 miliar unit saham dari 917.204 kali transaksi atau setara dengan Rp41,74 trliun.

Nilai tukar rupiah pada akhir pekan lalu kembali menembus Rp10.011/US$ se telah terdepresiasi 0,29%. Head of Research and Analysis PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menilai sentimen the Fed dan kekhawatiran pelaku pasar soal pertumbuhan ekonomi Indonesia yang bakal tergerus dampak kenaikan harga BBM, masih berpotensi menekan nilai rupiah.

“Kemungkinan rupiah masih bisa bergerak dalam rentang Rp9.740—Rp10.000/US$,” katanya.

Dari pasar surat utang negara (SUN), Head of Fixed Income PT Anugerah Se curindo Indah Ramdhan Ario Marutho memperkirakan tekanan jual pada SUN mulai berkurang seiring pengumuman kenaikan harga BBM.

“Untuk bullish lagi saya rasa belum, tetapi penaikan harga BBM akan membuat neraca perdagangan jauh lebih baik sehingga kepercayaan pasar terutama asing akan kembali pulih,” katanya.(LN)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Achmad Aris
Editor : Lahyanto Nadie
Sumber : Ringkang Gumiwang
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper