BISNIS.COM, JAKARTA—Saham-saham properti dan barang-barang kebutuhan (consumer goods) diperkirakan akan menguat kembali (rebound) lebih dulu setelah indeks harga saham gabungan (IHSG) terkoreksi 8,7%, sejak mencetak rekor tertinggi pada 20 Mei 2013 di level 5.214.
Berdasarkan data Bloomberg, sektor properti & konstruksi tercatat terkoreksi 2,58% sejak IHSG mencetak rekor di level 5.214. Sektor consumer goods terkoreksi 11,46%, sektor keuangan terkoreksi 10,56%, dan sektor infrastruktur pun turun 12,32%.
Sektor agrikultur justru mencetak kenaikan 4,42% sejak IHSG mencetak rekor tertinggi, kendati demikian jika melihat performa sejak awal tahun ini, sektor tersebut masih tercatat terkonsolidasi hingga 3,65%.
Analis PT First Asia Capital David Sutyanto menilai saham-saham dari sektor properti, konstruksi, semen dan consumer goods akan lebih cepat mengalami penguatan kembali. Menurutnya, hal ini dikarenakan proyeksi masing-masing industri masih menjanjikan.
“Saham-saham properti dari Grup Ciputra dan Lippo berpeluang menguat lagi, kemudian saham-saham consumer goods dari Grup Salim seperti saham INDF dan saham ICBP,” tuturnya saat dihubungi Bisnis, Minggu (16/6).
Senada dengan diatas, Edwin Sebayang, Kepala riset PT MNC Securities mengatakan sektor properti, konstruksi, dan consumer goods masih berpeluang mendukung indeks seiring respon positif dari pelaku pasar setelah dinaikkannya suku bunga acuan dan kepastian kenaikan BBM.
Menurutnya, saat ini terdapat panic buying setelah harga saham anjlok, tetapi menurut perhitungannya posisi jual asing saat ini hanya tinggal sekitar Rp6,5 triliun lagi. Dan itu masih dapat membuat indeks merosot untuk beberapa hari.
Sementara itu, Kepala Riset PT Trust Securities Reza Priyambada menuturkan saat ini pelaku pasar mulai masuk kembali ke saham-saham yang terkoreksi dalam. Menurutnya, saham-saham Grup Salim berpeluang lebih dulu menguat kembali.
“Secara konglomerasi mungkin Grup Salim, karena mereka menguasai pangsa pasar terhadap produk makanan terutama mie instan, apalagi permintaan bahan makanan kedepan akan mulai meningkat,” tuturnya.