Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARGA EMAS: Penaikan Premi di Vietnam Bikin Pasar Asia Galau

BISNIS.COM, JAKARTA—Premi yang dibayarkan oleh pembeli emas di Vietnam, pengguna terbesar di Asia Tenggara setelah Thailand, akan memperpanjang penurunan harga emas dari rekor, setelah bank mengembalikan deposito emas kepada para investor bulan

BISNIS.COM, JAKARTA—Premi yang dibayarkan oleh pembeli emas di Vietnam, pengguna terbesar di Asia Tenggara setelah Thailand, akan memperpanjang penurunan harga emas dari rekor, setelah bank mengembalikan deposito emas kepada para investor bulan ini.

Menurut Nguyen Thanh Truc, wakil ketua Asosiasi Pedagang Emas Vietnam, kesenjangan antara harga domestik dan global untuk pengiriman segera mungkin akan turun menjadi 4 juta dong (US$159 per ounce) pada akhir Juli. Premi mencapai level tertinggi sepanjang masa lebih dari 6 juta dong pada April, ketika emas jatuh ke pasar bearish, memacu permintaan fisik di Asia.

Bank sentral Vietnam telah memperketat aturan perdagangan emas, termasuk membuat dirinya sebagai importir tunggal, dalam upaya untuk membatasi dampak harga emas pada nilai tukar dan mengarahkan sumber daya keuangan terhadap pembangunan ekonomi.

Sebagai bagian dari pengarahan, bank harus mengembalikan semua deposito emas kepada investor pada tanggal 30 Juni, sedangkan State Bank of Vietnam menjual logam untuk pemberi pinjaman dan perusahaan dagang untuk meningkatkan pasokan domestik.

"Permintaan emas di Vietnam akan turun secara signifikan setelah batas waktu karena pada dasarnya akan ada lagi permintaan dari bank dan lelang akan terus berlanjut," kata Truc seperti dikutip Bloomberg pada Rabu (12/6/2013).

Dia menambahkan, kesenjangan kemungkinan akan jatuh, tapi mungkin tidak sebanyak seperti yang diharapkan karena masih akan ada pembelian ritel. Spread harus kurang dari 1 juta dong. Ketika pemilik deposito mendapatkan emas, mereka dapat menjual atau menyimpannya, tergantung pada harga.

 Alat Favorit

Menurut World Gold Council, Vietnam mengonsumsi 77 ton emas pada tahun lalu, lebih sedikit dibandingkan dengan 864,2 ton di India, 776,1 ton di Cina dan 80,9 ton di Thailand. Orang Vietnam memegang emas sebagai penyimpan kekayaan untuk perlindungan terhadap inflasi dan depresiasi mata uang.

Adapun menurut Haresh Soni, ketua All India Gems & Jewellery Trade Federation, premi di India, konsumen terbesar di dunia, adalah sebesar US$7 per ounce pekan lalu.

Albert Cheng, Far East managing director mengatakan, langkah-langkah regulasi yang lebih ketat diterapkan oleh State Bank of Vietnam dan ketakutan penurunan tajam pada harga emas dapat mempengaruhi permintaan emas sementara.

“Dalam jangka panjang, untuk sebagian besar masyarakat Vietnam, khususnya mereka yang telah hidup selama bertahun-tahun sejak perang dan regresi ekonomi, emas masih dianggap sebagai alat favorit untuk tabungan dan investasi,” ujarnya..

Tekanan Ekonomi

India juga berusaha mengekang permintaan emas sebagai bagian dari upaya untuk mengendalikan rekor defisit neraca pembayaran. Pemerintah meningkatkan pajak impor 4 kali lipat menjadi 8% sejak Januari tahun lalu dan pembelian di luar negeri dibatasi oleh bank dan perusahaan perdagangan milik negara atas dasar konsinyasi.

Matt Hildebrandt, ekonom JPMorgan Chase & Co di Singapura mengatakan, dalam periode ekonomi yang lemah dan lambat, ekspektasi melemahnya dong menyebabkan orang membeli dolar dan emas.

“Bank sentral sedang mencoba untuk mengurangi penggunaan emas untuk menciptakan stabilitas lebih untuk dong,” ujarnya .

Adapun mata uang Vietnam melemah 24% terhadap dolar AS dalam 4 bulan sejak 2011.

Nilai emas merosot 18% di London tahun ini karena kekhawatiran bahwa pemulihan ekonomi global akan mengurangi permintaan safe haven, memacu rekor penjualan dari produk investasi. Harga spot berada di US$1.375,19 per ounce kemarin. Credit Suisse Group AG mengatakan pada Mei, emas mungkin anjlok menjadi US$1.100 tahun ini.

Menurut data Bloomberg, di Vietnam, harga emas batangan dari Saigon Jewelry Co, yang dipilih oleh bank sentral sebagai merek emas nasional, telah menurun 11% tahun ini menjadi 40,5 juta dong per tael. Premi sebesar 5,6 juta dong pada Rabu lalu. Hal itu setara dengan sekitar US$221 per ounce. Ukuran 1 tael adalah sekitar 1,2 ounce.

Bank sentral telah mengadakan penjualan emas sejak akhir Maret untuk membantu bank-bank mengembalikan deposito pada tanggal 30 Juni. Sejauh ini sudah 709.800 tael, atau sekitar 27 ton, telah terjual di 28 lelang hingga 7 Juni.

Analisa Pergerakan Harga

Ariston Tjendra, Kepala riset PT Monex Investindo Futures mengatakan, harga emas berhasil melakukan rebound pada Selasa lalu setelah sempat tertekan ke level US$1.365. Hari ini emas berada di level US$1.377. Namun berada masih berada di level tertinggi kemarin US$1.387 per ounce. Tekanan turun terlihat masih membayangi pergerakan emas pagi ini.

Support akan berada di kisaran US$1.370. Pergerakan di bawah support ini akan membuka peluang pelemahan kembali ke area US$1.354 per ounce,” ujarnya pada Rabu (11/6).

Dia menambahkan, sementara resisten terbentuk di kisaran US$1.382. Penembusan di atas resisten ini bisa membuka peluang penguatan ke area US$1.388-US$1.391.

Menurutnya isu pengetatan kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat masih menjadi faktor penekan pergerakan harga emas. Bulan ini, The Fed dijadwalkan rapat kebijakan moneter pada 18-19 Juni. (Giras Pasopati) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Writer
Editor :
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper