BISNIS.COM, JAKARTA—Setelah resmi mencatatkan kembali sahamnya di bursa (relisting) pada hari ini, Rabu (5/6/2013), PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) berencana menerbitkan obligasi hingga US$500 juta.
Seperti dikutip dari prospektus, Apexindo melalui anak usahanya yang didirikan berdasarkan ketentuan hukum negara Belanda yaitu Apexindo Netherlands B.V., berencana memperoleh pendanaan dalam jumlah maksimum sebesar US$500 juta melalui penerbitan surat utang atau obligasi.
Dana tersebut akan digunakan untuk investasi dalam bentuk pemberian pinjaman dan/atau penyertaan modal pada anak usaha Apexindo Netherlands B.V., yaitu Apexindo International B.V., yang juga didirikan berdasarkan ketentuan hukum negara Belanda.
Selanjutnya, Apexindo International B.V. akan memberikan fasilitas pinjaman antar perusahaan kepada perseroan, yang akan digunakan untuk keperluan pembiayaan kembali utang perseroan dan/atau modal kerja perseroan.
Utang perseroan itu termasuk utang sindikasi berdasarkan perjanjian fasilitas pinjaman sebesar US$350 juta dan bank garansi sebesar US$45 juta tertanggal 4 Mei 2012, di mana Standard Chartered Bank (Hongkong) Limited berperan sebagai agen.
Selanjutnya, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk berperan sebagai senior onshore security agent, dan Standard Chartered Bank (Hong Kong) Limited berperan sebagai senior offshore security agent.
Fasilitas pinjaman itu dikenakan tingkat bunga per tahun dengan tarif sebesar marjin yang berlaku dan LIBOR 3 bulan.
Besarnya marjin adalah 5,25% per tahun untuk periode dari tanggal penggunaan pertama fasilitas ini sampai bulan ke-18 dan 7,25% per tahun untuk bulan-bulan berikutnya. Fasilitas pinjaman ini akan jatuh tempo pada bulan ke-24 dimulai dari tanggal penarikan fasilitas.
Kembali ke obligasi, rencana penerbitan obligasi tersebut memiliki nilai sebesar 214,2% dari nilai ekuitas perseroan per 31 Desember 2012.
Obligasi itu akan dijamin antara lain dengan jaminan perusahaan (corporate guarantee), sebagian besar aset-aset dalam bentuk rig-rig dan FPSO (Floating Production Storage Offloading) dengan nilai maksimal US$700 juta, serta fidusia asuransi dari rig-rig dan FPSO dengan nilai maksimal US$700 juta.
Obligasi itu akan dicatatkan di Singapore Exchange Securities Trading Limited dan akan ditawarkan kepada publik di Amerika Serikat kepada qualified institutional buyer (QIB).
“Perseroan memutuskan untuk menerbitkan obligasi melalui anak usahanya, sehingga perseroan bisa memperluas dan mendiversifikasikan basis kreditur sehingga akses perseroan untuk mengumpulkan modal akan semakin luas,” tulis prospektus.
Adapun jatuh tempo pembayaran obligasi adalah maksimal 10 tahun dengan bunga maksimal 8% per tahun. Sedangkan, jatuh tempo pembayaran bunga adalah setiap enam bulan atau periode lain yang disetujui oleh para pihak.