Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ANALISIS INVESTASI: Saatnya Pilih Saham Konsumer-Keuangan & Reksadana

BISNIS.COM, JAKARTA--Indeks harga saham gabungan (IHSG) beberapa hari terakhir ini ditutup menguat dan beberapa kali mencetak rekor baru seiring positifnya pergerakan bursa global dan regional.

BISNIS.COM, JAKARTA--Indeks harga saham gabungan (IHSG) beberapa hari terakhir ini ditutup menguat dan beberapa kali mencetak rekor baru seiring positifnya pergerakan bursa global dan regional.

Meskipun, pada pagi ini bursa AS akhirnya terkoreksi setelah menembus level tertingginya pada pekan lalu.

Kemarin, Senin (20/5/2013), indeks ditutup menguat 69,29 poin atau 1,35% ke level 5,214.98 yang merupakan level tertinggi baru.

Dari data yang dikumpulkan Bisnis, sejumlah analis melihat IHSG masih berpotensi menguat pada perdagangan hari ini, Selasa (21/5/2013), tetapi terbatas.

INDEKS SAHAM

Kepala Riset PT MNC Securities Edwin Sebayang dalam risetnya hari ini menilai pergerakan indeks yang terbatas itu melihat minimnya sentimen positif dari dalam dan luar negeri.

"Indeks akan bergerak terbatas pada kisaran 5.171-5.251," paparnya, Selasa (21/5/2013).

Sementara itu, Kepala Riset PT eTrading Securities Betrand Raynaldi dalam risetnya hari ini memprediksi indeks akan bergerak pada kisaran 5.075-5.300

"Secara teknikal, kenaikan IHSG menghasilkan sinyal bullish pada indikator MACD, hal ini terlihat dari histogram yang menciptakan new high," tuturnya.

Dengan positifnya pergerakan dan prediksi saham, apakah ini saat yang tepat untuk mulai berinvestasi ataupun menambah portofolio di saham?

Kepala Riset PT Trust Securities Reza Priyambada menilai IHSG yang sudah menembus di atas level 5.200 menunjukkan indeks sudah berada di area overbought.

"Dengan demikian, indeks sangat rawan terkoreksi. Kalaupun ada kenaikan, maka akan terbatas. Jadi, kalau mau masuk [investasi] ke saham lebih baik tunggu pergerakan indeks konsolidasi atau terkoreksi," ujarnya saat dihubungi Bisnis.

INVESTASI SAHAM

Untuk berinvestasi di saham, lanjut dia, juga harus melihat jangka waktu investasi serta mempertimbangkan tipe investor seperti apakah kita.

Dalam kondisi seperti ini, dia menilai bisa saja jika orang ingin masuk ke saham. Namun, lebih baik untuk yang sifatnya trading atau jangka pendek. Sementara itu, jika ingin berinvestasi untuk jangka panjang disarankan untuk lebih sabar sedikit.

Selain itu, lanjut dia, juga perlu dilihat apakah kita cukup bernyali menanggung risiko yang besar? Karena seperti diketahui, investasi di saham itu high risk, high return.

"Selain harus memiliki keberanian, orang yang ingin investasi langsung di saham juga perlu menyisihkan waktu untuk melihat kondisi global dan dalam negeri, jeli melihat sentimen, serta ada rasa ingin tahu yang besar untuk menelusuri dan mempelajari kondisi market. Hal ini agar return yang didapat pun maksimal," tambahnya.

INVESTASI REKSADANA

Namun, jika Anda masih belum berani atau tidak memiliki waktu yang banyak untuk memantau pasar, Anda bisa memilih reksadana sebagain alternatif instrumen investasi.

"Dengan menaruh uang di reksadana, maka kita akan sangat terbantu karena dikelola oleh manajer investasi. Tinggal sesuaikan lagi profil risikonya dan memilih jenis reksadana yang tepat," jelasnya.

Dia juga mengingatkan untuk tetap menyebar alokasi investasi untuk menyeimbangkan risiko yang didapat.

Sementara itu, sektor saham yang diperkirakan masih aman untuk di koleksi adalah sektor konsumer, keuangan. Adapun sektor yang harus diwaspadai adalah sektor pertambangan dan perkebunan.(gia/yop)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Yoseph Pencawan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper