BISNIS.COM, NEW YORK - Kurs dolar melemah terhadap euro pada Selasa (Rabu, 1 Mei 2013 WIB), setelah indeks kegiatan manufaktur daerah utama AS secara tak terduga jatuh, menunjukkan ekonomi lebih lemah daripada yang diyakini.
Tetapi kenaikan euro, untuk ketiga sesi berturut-turut, selanjutnya terbang dalam menghadapi ekspektasi penurunan suku bunga oleh Bank Sentral Eropa (ECB) pada Kamis.
Pada 21.00 GMT (Rabu 04.00 WIB), euro berada di US$1,3165, dibandingkan dengan US$1,3097 pada akhir Senin lalu.
Dolar juga turun terhadap mata uang Jepang, menjadi 97,45 yen dari 97,73 yen, sementara euro sedikit lebih tinggi di 128,31 yen dari 128,01 yen.
Penurunan dolar terutama terjadi setelah rilis indeks pembelian manajer sektor manufaktur daerah Chicago, yang jatuh ke dalam wilayah kontraksi pada April lalu.
Itu memberi lebih banyak dukungan kepada keyakinan bahwa dewan kebijakan Federal Reserve tidak akan membuat perubahan signifikan terhadap kebijakan moneter longgarnya pada Rabu, ketika mengakhiri pertemuan dua hari mereka.
"Mengingat kekecewaan terbaru dalam data ekonomi, maka akan sangat sulit bagi Fed untuk membenarkan seruan mereka mengetatkan kebijakannya," kata Kathy Lien dari BK Asset Management.
"Sebaliknya, akan disuarakan lebih keras tentang perlunya menjaga tingkat stimulus ini."
Pound Inggris naik untuk hari kelima berturut-turut, menguat menjadi US$1,5534 dari US$1,5498. Dolar melemah menjadi 0,9294 franc Swiss, demikian laporan AFP.
DOLAR AS Tertekan Data Manufaktur
BISNIS.COM, NEW YORK - Kurs dolar melemah terhadap euro pada Selasa (Rabu, 1 Mei 2013 WIB), setelah indeks kegiatan manufaktur daerah utama AS secara tak terduga jatuh, menunjukkan ekonomi lebih lemah daripada yang diyakini.Tetapi kenaikan euro, untuk
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
9 jam yang lalu
Di Balik Aksi Lo Kheng Hong Borong Puluhan Juta Saham PGAS
13 jam yang lalu