Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SAHAM BUMI Plc Disuspensi Otoritas Bursa London, Ada Apa?

BISNIS.COM, JAKARTA—Perdagangan saham induk usaha PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU), yaitu Bumi Plc di bursa efek London dihentikan untuk sementara mulai 22 April 2013 pukul 07.30 pagi waktu setempat.

BISNIS.COM, JAKARTA—Perdagangan saham induk usaha PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU), yaitu Bumi Plc di bursa efek London dihentikan untuk sementara mulai 22 April 2013 pukul 07.30 pagi waktu setempat.

Seperti dikutip dari keterangan resmi Bumi Plc hari in, Senin (22/4/2013),  penghentian sementara perdagangan saham BUMI adalah atas permintaan perusahaan sendiri, akibat dari tertundanya klarifikasi terkait laporan keuangan yang berakhir 31 Desember 2012.

Nick von Schirnding, CEO Bumi Plc mengatakan permintaan penghentian perdagangan saham dilakukan setelah pihaknya berkonsultasi dengan UK Listing Authority.

“Perdagangan saham dihentikan sementara hingga hasil kajian menyeluruh terhadap laporan keuangan sudah dipublikasikan. Fokus perusahaan saat ini adalah merilis hasil kajian tersebut yang ditargetkan awal bulan depan,” ujarnya dalam keterangan resmi hari ini, Senin (22/4/2013).

Sehubungan dengan masih dilakukannya kajian menyeluruh terhadap laporan keuangan, dipastikan bahwa rilis laporan keuangan Bumi Plc akan semakin molor dari rencana semula 24 April. Bahkan, bisa dipastikan keterlambatan ini melebihi akhir bulan ini (30 April).

Untuk diketahui, tanggal tersebut adalah batas waktu terakhir yang diizinkan berdasarkan ketentuan yang berlaku di London (UK's Disclosure and Transparency Rules).

Nick mengatakan saat ini ada tim yang sedang bekerja bersama auditor PwC dan juga konsultan Ernst & Young, untuk mengidentifikasi isu-isu keuangan khususnya terkait pos belanja untuk hauling road (US$56 juta) dan pembayaran kompensasi lahan (US$38 juta) yang terjadi di Berau Coal Energy.

Pada kesempatan yang sama, Nick juga menyatakan pemisahan Bumi Plc dari Grup Bakrie dan PT Bumi Resources Tbk (BUMI) masih on track. Selain itu, beberapa orang juga sudah diwawancara untuk mengisi posisi independent chairman yang baru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper