Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARGA EMAS: Kinclong Meski Data Ekonomi AS Mengecewakan

BISNIS.COM, CHICAGO--Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange (NYMEX) berakhir lebih tinggi pada Kamis (Jumat pagi WIB), mendapat dukungan dari data ekonomi AS yang mengecewakan. Sementara itu, aksi jual baru-baru ini dan harga emas

BISNIS.COM, CHICAGO--Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange (NYMEX) berakhir lebih tinggi pada Kamis (Jumat pagi WIB), mendapat dukungan dari data ekonomi AS yang mengecewakan.

Sementara itu, aksi jual baru-baru ini dan harga emas yang lebih rendah juga memikat para pembeli.

Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Juni naik US$9,8, atau 0,71%, menjadi menetap di US$1.392,5 per ounce.

Harga emas ditutup di tingkat tertinggi sejak Jumat (12/4/2013), hari pertama dari dua hari terakhir dengan aksi jual tajam dalam logam mulia, meskipun harga masih jauh dari tingkat akhir di atas US$1.500 pada minggu lalu.

Pasar berjangka yang memimpin serangan pada harga emas menjadi bumerang sampai batas tertentu, ketika pembelian emas fisik yang meluas disebabkan oleh anomali harga, sekarang mulai akan mendorong harga naik, menurut analis pasar.

Juga, permintaan untuk emas fisik terus meningkat.

Asosiasi Emas China mengatakan  penjualan ritel logam mulia melonjak pada Senin dan Selasa, serta Federasi Perdagangan Permata dan Perhiasan India melaporkan bahwa permintaan di negara itu naik ke tertinggi sejak awal tahun ini.

Federal Reserve Philadelphia pada Kamis melaporkan penurunan tak terduga pada indeks kondisi bisnisnya, dan Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan kenaikan dalam klaim pengangguran awal mingguan, yang sedikit lebih besar dari yang diharapkan.

Sementara Conference Board, sebuah organisasi penelitian bisnis berbasis di New York, melaporkan penurunan dalam indeks ekonomi utama dan mengatakan ekonomi AS telah kehilangan beberapa kekuatannya.

Mengingat latar belakang itu, perak untuk pengiriman Mei turun 6,2 sen, atau 0,27%, menjadi ditutup pada US$23,245 per ounce.(msb/Antara/Xinhua)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing
Sumber : Newswire
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper