BISNIS.COM, SINGAPURA-- Perlambatan pertumbuhan ekonomi China dan kekhawatiran atas permintaan energi global yang melemah membebani harga minyak Kamis, dengan minyak mentah Brent mengalami penurunan kembali di bawah US$100 per barel.
Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Mei turun 83 sen menjadi US$85,85 per barel dan minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Juni turun 81 sen ke posisi US$96,88 per barel di pertengahan perdagangan pagi.
"Harga telah semakin menurun karena data pertumbuhan China yang lambat masih turut mempengaruhi dan kita melihat konsekuensi dari skenario 'pendaratan keras' lagi," kata David Lennox, analis sumber daya pada Fat Prophets di Sydney.
"Pertumbuhan China dan Asia diharapkan menyeimbangkan permintaan yang lemah di Amerika Serikat dan Eropa," katanya kepada AFP.
Namun, data resmi yang dirilis minggu ini menunjukkan bahwa produk domestik bruto (PDB) China melambat menjadi 7,7% pada kuartal pertama tahun ini, kekhawatiran yang semakin tinggi akhir-akhir ini bahwa ekonomi terbesar ke dua dunia itu goyah.
Kekhawatiran atas melemahnya permintaan energi juga terjadi setelah Badan Energi Internasional dan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) menurunkan prediksi permintaan minyak global mereka pekan lalu.
"Pada akhirnya sedikit realitas. Revisi PDB dan perkiraan global untuk pertumbuhan semua muncul sejalan dan lebih rendah," kata Jonathan Barratt, CEO pada Buletin Barratt di Sydney kepada AFP. (Antara/AFP/msb)