BISNIS.COM, JAKARTA—Perusahaan peritel gerai 7-Eleven PT Modern Putra Internasional berharap dapat meningkatkan porsi sumbangan pendapatan pada induk usahanya yaitu PT Modern Internasional Tbk sebesar 70%--75%.
“Kami harapkan naik porsinya, dari sekitar 50% tahun lalu jadi 70%--75%,” ujar Henri Honoris, Direktur Utama Modern Putra, kepada pers siang ini (15/4/2013), tanpa menyebut angka secara mendetail.
Dia mengatakan perusahaan kenaikan tersebut terkait dengan sangat baiknya prospek usaha gerai yang biasa dikenal dengan sebutan Sevel tersebut.
Penjualan barang di 7-Eleven per akhir September tahun lalu membukukan pendapatan Rp388,42 miliar, naik 91,7% dari posisi akhir September 2011 sebesar Rp202,61 miliar.
Penjualan di gerai tersebut memiliki porsi 52% dari total pendapatan Modern Internasional yang secara total dibukukan Rp736,5 miliar per akhir September 2012. Laporan akhir tahun lalu dari emiten berkode saham MDRN itu belum dipublikasikan.
Meskipun laporan akhir tahun belum dipublikasikan, Henri yang juga direktur penjualan dan pemasaran dari Modern Internasional mengatakan tahun ini pertumbuhan pendapatannya masih dapat tumbuh sebesar 30%--40% dari posisi tahun lalu.
Pertumbuhan outlet 2013 double
Kenaikan pendapatan tersebut juga dikaitkan Henri dengan target perusahaan terkait jumlah gerai 7-Eleven yang dapat dua kali lipat dari jumlah tahun lalu yang sebanyak 117 toko. Hingga saat ini, jumlah gerai convenience store tersebut mencapai 122 outlet yang semuanya berada di kawasan Jabodetabek.
“Dari tahun-tahun lalu, jumlahnya [gerai] double dari tahun sebelumnya, misalnya tahun 20 outlet, lalu naik jadi 57 outlet, dan tahun lalu 117 outlet. Tahun ini [double dan jadi 200 outlet] kita lihat saja nanti di akhir tahun.”
Dia menuturkan perusahaan juga siap melepaskan mayoritas gerai 7-Elevennya ke pengusaha lain, khususnya UKM, terkait dengan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No.07/M-DAG/PER/2/2013 tentang Pengembangan Kemitraan dalam Waralaba untuk Jenis Usaha Jasa Makanan dan Minuman.
Menurutnya, pelepasan saham masing-masing toko ke UKM menjadi salah satu opsi, bersama dengan opsi lain yaitu mendirikan toko baru yang sudah menjadi milik pemegang franchise (franchisee).
“Dari lebih 50.000 gerai 7-Eleven secara global di dunia, sekitar 90%--95% dari jumlah itu [sahamnya] dilepas ke UKM. Secepatnya tahun ini, masih tahap persiapan.”
Tahap persiapan itu, lanjutnya, sudah dilakukan dengan cara pelatihan dan pembinaan ke beberapa calon franchisee. Terkait dengan niat pembukaan gerai ke luar Jabodetabek, Henri mengatakan perusahaan masih mempelajari kondisi yang ada.
“Kami masih melihat infrastruktur dan belajar dulu.”
(faa)