BISNIS.COM, JAKARTA-Pemerintah dikabarkan telah menerbitkan obligasi berdenominasi dolar AS (global bond) senilai US$3 miliar untuk dua seri yakni tenor 10 tahun dan 30 tahun.
Sumber Bloomberg yang mengetahui langsung informasi ini mengungkapkan pemerintah telah menerbitkan sebesar US$1,5 miliar untuk obligasi yang akan jatuh tempo pada 2023 dengan yield 3,50%.
"Begitu juga sebesar US$1,5 miliar untuk obligasi yang akan jatuh tempo pada 2043 dengan yield 4,75%," ungkap sumber itu seperti dikutip Bloomberg, Selasa (9/4/2013).
Menurut catatan Bisnis, yield tersebut turun 5 basis poin dari yield yang ditawarkan sebelumnya masing-masing sebesar 3,55% untuk tenor 10 tahun dan 4,8% untuk tenor 30 tahun.
Berdasarkan indeks JPMogran Chase & Co EMBI Global, rerata yield pada obligasi pemerintah Indonesia berdenominasi dolar AS telah turun 12 basis poin menjadi 4,24% sejak naik ke level tertinggi 8 bulan pada 28 Maret.
Dirjen Pengelolaan Utang Kemenkeu Robert Pakpahan sebelumnya mengatakan pelemahan rupiah sebesar 6% terhadap dolar AS pada tahun lalu telah mendorong beban biaya pembayaran utang untuk negara Asia Tenggara yang berencana mengurangi proporsi penjualan obligasi dolar AS menjadi 14% pada 2013 dari tahun lalu 21%.
"Tahun ini merupakan waktu yang tepat untuk menerbitkan global bond sebelum yield global mulai naik pada tahun depan," kata Herdi Wibowo analis obligasi PT BCA Securities seperti dikutip Bloomberg.
Dalam penawaran global bond ini, pemerintah menunjuk agen penjual yakni PT Danareksa Sekuritas, JPMorgan, Deustsche Bank AG, Standard Chartered Plc, dan PT Mandiri Sekuritas.