Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

NILAI TUKAR: Dollar AS Turun Paling Rendah Sepekan Terakhir

BISNIS.COM, NEW YORK--Nilai tukar dollar AS ditransaksikan melemah ke level terendah dalam lebih 1 pekan terhadap euro setelah pekerja AS menambah lebih sedikit pekerjaan pada Maret dibandingkan dengan perkiraan.

BISNIS.COM, NEW YORK--Nilai tukar dollar AS ditransaksikan melemah ke level terendah dalam lebih 1 pekan terhadap euro setelah pekerja AS menambah lebih sedikit pekerjaan pada Maret dibandingkan dengan perkiraan.

Data tersebut memicu spekulasi pertumbuhan ekonomi terbesar di dunia itu akan melambat.

Berdasarkan data Bloomberg, dollar AS jatuh untuk hari ketiga melawan mata uang bersama kawasan Eropa pada pertaruhan data payrolls akan mengeraskan tekad the Fed untuk memertahankan pembelian obligasi untuk memacu pertumbuhan.

Di pihak lain, nilai tukar yen ditransaksikan menyentuh level terendah sejak 2009 terhadap dollar AS setelah Bank of Japan melampaui perkiraan dan mengumumkan langkah stimulus yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Dollar AS terdepresiasi 0,5% ke level US$1,2999 per euro pada pukul 4.03 sore waktu New York. Greenback itu turun ke US$1,3040, level terendah sejak 25 Maret. Sebelumnya dollar AS naik ke level US$1,2901, mendekati rerata pergerakan harian 200 pada level US$1,2895.

Dollar AS telah melemah 1,4% terhadap euro selama 5 hari, menuju penurunan mingguan untuk pertama kalinya sejak 15 Maret.

Sementara itu, dollar AS ditransaksikan menguat terhadap yen sebesar 1,3% ke level 97,58 yen dan sempat menyentuh level 97,83, level terkuat sejak Juni 2009. Dollar AS pun bersiap untuk menguat 3,6% pada pekan ini melawan yen, menghentikan penurunan beruntun selama 3 minggu yang merupakan terpanjang sejak September.

Mata uang Jepang itu merosot 2,1% menjadi 127,22 per euro dan sempat menyentuh 127,29 per euro, level terlemah sejak 12 Februari.

"Data payroll jelas lebih lemah dari perkiraan," kata Marc Chandler, Kepala Analis Mata Uang Brown Brothers Harriman & Co yang berbasis di New York seperti dikutip Bloomberg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Achmad Aris
Editor : Others
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper