Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

WALL STREET: Indeks S & P 500 makin jatuh

BISNIS.COM, NEW YORK--Pasar saham AS jatuh hingga menarik Indeks Standard & Poor 500 (SPX) lebih dalam menyusul sebuah laporan menunjukkan perluasan manufaktur Amerika pada Maret masih kurang dari perkiraan sehingga produksi pabrik melambat dan pesanan

BISNIS.COM, NEW YORK--Pasar saham AS jatuh hingga menarik Indeks Standard & Poor 500 (SPX) lebih dalam menyusul sebuah laporan menunjukkan perluasan manufaktur Amerika pada Maret masih kurang dari perkiraan sehingga produksi pabrik melambat dan pesanan berkurang.

Joy Global Inc, US Steel Corp, dan Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc anjlok lebih dari 2,2% setelah saham-saham industri berfluktuasi menurun di antara kelompok 10 dari S & P 500.

Intel Corp (INTC) dan Micron Technology Inc kehilangan setidaknya 1,9% sementara Hess Corp (HS) naik 2,7%setelah MFP Investor LLC's Michael Price mengatakan bisa menjadi target pengambilalihan.

The S & P 500 turun 0,5% menjadi 1,562.17 pukul 4 sore di New York. Indeks Dow Jones Industrial Average turun 5,69 poin, atau kurang dari 0,1%, ke 14,572.85.

Adapun Indeks Russell 2000 jatuh 1,3% menjadi 938,79.

"Pasar cukup sensitif pada tingkat ini dan itu berarti kita perlu mempertahankan perekonomian untuk menjaga agar saham terus bergerak," kata Randall Warren, yang mengelola sekitar US$80 juta di Exton, Pennsylvania, kemarin.

Menurutnya, dibutuhkan laporan perekonomian termasuk laporan penghasilan pada akhir bulan ini.

Sekitar 5,2 miliar saham berpindah tangan di bursa AS di mana sekitar 18% di bawah rata-rata 3 bulan dan tingkat terendah kedua untuk tahun ini.

Jika Pasar AS ditutup pada 29 Maret untuk Jumat Agung maka sebgaian besar pasar di Eropa ditutup hari ini.  (ra)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rustam Agus
Editor : Others
Sumber : Bloomberg
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro