BISNIS.COM, JAKARTA – Grup Blue Bird menunjuk dua sekuritas internasional untuk menangani penawaran perdana saham perusahaan taksi terbesar Indonesia itu untuk meraup sedikitnya US$250 juta.
Berdasarkan sumber yang dikutip Reuters, dua penjamin emisi rencana penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) perusahaan taksi itu adalah Credit Suisse AG dan UBS AG.
IPO grup perusahaan transportasi itu merupakan yang paling ditunggu di Indonesia, saat permintaan saham konsumen mendorong indeks harga saham gabungan mencatat rekor pekan ini.
Sumber tersebut mengatakan Blue Bird akan menawarkan sekitar 20% hingga 40% saham pada pertengahan tahun ini. Dia menambahkan, tingkat pertumbuhan tahunan perusahaan tersebut sudah melampaui 20% sepanjang 30 tahun terakhir.
Di saat yang sama, sumber lain yang enggan diungkap namanya juga mengatakan Blue Bird menargetkan valuasi perusahaan US$1 miliar yang bisnisnya mencakup taksi hingga manajemen jaringan pasokan. Pihak Blue Bird sendiri masih enggan berkomentar terkait aksi korporasi tersebut.
“Saya belum bisa memberi komentar. Informasi simpang siur dapat pengaruh ke market nantinya,” ujar Corporate Secretary Blue Bird Group Teguh Wijayanto ketika dihubungi Bisnis Selasa (2/4/2013).
Kurangnya transportasi publik di Indonesia dengan 240 juta penduduk mendorong permintaan taksi mobil dan motor. Merek Blue Bird merupakan salah satu dengan reputasi terbaik di antara perusahaan taksi lain secara nasional.
Blue Bird yang didirikan 1972 oleh Mutiara Djokosoetono saat ini mengoperasikan 21.000 taksi, menurut situs webnya. Sumber mengatakan perusahaan itu merencanakan untuk membeli tambahan taksi hingga 10.000 unit tahun ini.