Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Total Nilai Perdagangan Karbon Capai Rp77,95 Miliar per Juli 2025

Nilai perdagangan karbon di Bursa Karbon mencapai Rp77,95 Miliar sejak pertama kali diluncurkan pada September 2025
Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman memberikan pemaparan saat penutupan perdagangan saham 2024 di Jakarta, Senin (30/12/2024)./Bisnis/Himawan L Nugraha
Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman memberikan pemaparan saat penutupan perdagangan saham 2024 di Jakarta, Senin (30/12/2024)./Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan nilai transaksi Bursa Karbon Indonesia (IDXCarbon) telah mencapai Rp77,95 miliar per 11 Juli 2025 sejak pertama kali diluncurkan pada 26 September 2023.

Direktur BEI Iman Rachman mengemukakan nilai transaksi ini berasal dari perdagangan 1,6 juta ton CO2 ekuivalen Sertifikat Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca (SPE-GRK).

“Di usia yang menginjak hampir dua tahun, IDXCarbon menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik dengan volume 1,6 juta ton CO2 ekuivalen SPE-GRK dan nilai transaksi sebesar Rp77,95 miliar,” kata Iman dalam peluncuran buku Mengenal dan Memahami Perdagangan Karbon bagi Sektor Jasa Keuangan, di Jakarta, Selasa (15/7/2025).

Iman juga menyoroti naiknya total pengguna jasa di IDXCarbon, dari hanya 16 entitas menjadi 113 pengguna jasa. Selain itu, volume karbon yang telah kedaluwarsa mencapai 980.475 ton CO2 ekuivalen, meningkat daripada 6.260 ton pada 2023.

Iman mengemukakan bahwa perdagangan karbon Indonesia telah masuk ke babak baru, seiring dengan dibukanya pasar untuk pembeli internasional pada 20 Januari 2021. Selain itu, Kementerian Lingkungan Hidup selaku pemberi otorisasi karbon juga telah menandatangani kesepakatan pengakuan bersama atau Mutual Recognition Agreement (MRA) dengan Gold Standard yang merupakan lembaga sertifikasi karbon internasional.

“Ini merupakan langkah strategis yang membuka peluang substansial bagi Indonesia di kancah global,” tambah Iman.

Dia mengatakan kemajuan ini turut membuka peluang besar bagi sektor jasa keuangan untuk berpartisipasi aktif dalam pengembangan pasar karbon Indonesia. Sebagai catatan, enam dari 15 pembeli awal kredit karbon di IDXCarbon berasal dari sektor jasa keuangan.

Adapun volume perdagangan di IDXCarbon menembus 691.304 ton CO2 ekuivalen sepanjang Januari–Juni 2025, naik 503,82% dibandingkan dengan volume pada semester I/2024 di angka 114.486 ton CO2e.

Pertumbuhan volume perdagangan ini diikuti pula dengan kenaikan nilai, dari Rp5,88 miliar pada semester I/2024 menjadi Rp27,31 miliar sepanjang semester I/2025.

Meski secara kumulatif memperlihatkan kenaikan signifikan di enam bulan pertama tahun ini, transaksi perdagangan pada Juni 2025 cenderung lebih lesu daripada bulan sebelumnya.

Data memperlihatkan volume kredit karbon yang diperdagangkan pada Juni 2025 hanya sebesar 8 ton CO2e dengan nilai Rp490.800, turun daripada Mei 2025 yang mencapai 564 ton CO2e dan bernilai Rp33,66 juta.

Tren penurunan bulanan juga diperlihatkan pada periode yang sama tahun sebelumnya. Tahun lalu, volume perdagangan karbon pada Mei tercatat menembus 36.363 ton CO2 ekuivalen, sementara pada Juni 2024 turun menjadi 313 ton CO2e.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper