BISNIS.COM, JAKARTA -- Manajemen PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) mengaku tidak memiliki informasi terkait dengan profil dan susunan manajemen dari Long Haul Indonesia.
Hal itu dijelaskan oleh Sekretaris Perusahaan Bumi Minerals Muhammad Sulthon dalam suratnya yang dikirimkan ke Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 15 Maret, dan dipublikasikan oleh bursa di keterbukaan hari ini, Senin (18/3/2013).
Surat tersebut ditujukan kepada Direktur Penilaian Perusahaan BEI Hoesen dan Kepala Divisi Penilaian Perusahaan Sektor Riil BEI I Gede Nyoman Yetna, dalam rangka menjawab pertanyaan bursa.
Surat tersebut juga ditembuskan kepada Direktur Direktorat Transaksi dan Lembaga Efek Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Direktur Direktorat Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Riil OJK.
Sebelumnya, Biro Administrasi Efek PT Sinartama Gunita telah melaporkan bahwa Long Haul Indonesia terbukti memiliki 3,27 miliar saham BRMS atau setara 12,8%.
Namun Sulthon mengklaim manajemen Bumi Minerals tidak mengetahui siapa susunan manajemen Long Haul dan bagaimana profil perusahaannya, yang menurut Sinartama telah menjadi salah satu pemegang saham Bumi Minerals.
Dalam surat tersebut, Sulthon juga menjelaskan bahwa jumlah kepemilikan saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) atas saham BRMS per 28 Februari 2013 sesuai dengan laporan dari Biro Administrasi Efek perseroan dan konfirmasi BUMI adalah sebesar 87,09%.
Bertolakbelakang dengan pernyataan tersebut, Sinartama melaporkan per 4 Maret 2013 bahwa kepemilikan saham BUMI di BRMS telah berkurang dari semula 87,09% kini tinggal 45,13%. Selanjutnya, per 14 Maret saham BUMI di BRMS dilaporkan terus berkurang dan kini hanya 41,73%.
//Kaji Pendanaan//
Di sisi lain, terkait dengan pendanaan proyek pengembangan usaha perseroan, Sulthon menyatakan perseroan sedang mengkaji alternatif pendanaan dalam bentuk pelepasan saham di anak usaha. Sayangnya ia tidak merinci lebih jauh saham mana yang akan dilepas.
“Berdasarkan hasil studi teknis dan kajian hasil eksplorasi, akan lebih menguntungkan bagi perseroan untuk melepas saham anak usaha dalam upaya pendanaan tersebut,” tulis Sulthon.
Menurutnya, selain pelepasan saham di anak usaha, perseroan juga mengkaji beberapa alternatif pembiayaan untuk pendanaan proyek pengembangan usaha termasuk melakukan project financing.