BISNIS.COM, JAKARTA--Saham-saham Asia bergerak beragam pada pembukaan perdagangan hari ini, Rabu (13/3/2013), di tengah kekhawatiran pergerakan saham yang telah naik terlalu cepat dalam 3 pekan yang mendorong indeks MSCI Asia Pasifik ke level tertinggi 19 bulan.
Indeks MSCI Asia Pasifik turun 0,1% menjadi 136,08 hingga pukul 9.49 pagi waktu Tokyo, menghapus penaikan sebelumnya sebesar 0,1%. Indeks telah reli 2,1% pada 3 pekan terakhir di tengah sinyal pemulihan ekonomi AS dan China.
Saham Canon Inc, pembuat kamera terbesar di dunia, turun 1,8% di Tokyo di tengah kekhawatiran menguatnya Yen yang akan megurangi pendapatan ekspor perusahaan.
Saham National Australia Bank Ltd turun 2,2% dan saham Newcrest Mining Ltd naik 3,1% karena peningkatan harga emas berjangka dunia.
"Pasar telah lari sangat sangat keras dan oleh karena itu akan mundur," kata Andrew Pease, Kepala Analis Investasi Russell Investment Group yang berbasis di Sydney seperti dikutip Bloomberg.
Indeks Jepang Nikkei 225 ditransaksikan turun 0,2% karena penguatan Yen setelah partai oposisi menyatakan tidak akan mendukung kandidat pro stimulus untuk deputi gubernur BOJ.
Indeks Australia S&P/ASX 200 turun 0,3% sementara indeks Selandia Baru NZX 500 turun 0,6%. Indeks Korea Selatan Kospi tak banyak berubah sedangkan bursa China dan Hong Kong belum dibuka.
BURSA ASIA: MSCI Asia Pasifik Turun 0,1%
BISNIS.COM, JAKARTA--Saham-saham Asia bergerak beragam pada pembukaan perdagangan hari ini, Rabu (13/3/2013), di tengah kekhawatiran pergerakan saham yang telah naik terlalu cepat dalam 3 pekan yang mendorong indeks MSCI Asia Pasifik ke level tertinggi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Achmad Aris
Editor : Others
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
1 jam yang lalu
Kode Keras JP Morgan untuk Saham GOTO
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
22 menit yang lalu
Harita Nickel (NCKL) Cetak Laba Rp4,83 Triliun per September 2024
49 menit yang lalu