BISNIS.COM JAKARTA—Indeks harga saham gabungan (IHSG) diprediksi kembali bergerak terkoreksi menyusul banyaknya sentimen negatif dari global.
Analis First Asia Capital David Nathanael Sutyanto menilai IHSG akan kembali terkoreksi di level 4.715-4.785 mengingat kenaikan IHSG sudah terlalu tinggi sehingga potensi aksi ambil untung cukup besar.
“Koreksi IHSG masih dalam tahap wajar, kami pikir koreksi yang terjadi akan tipis saja. Hal ini juga dipengaruhi dari sentimen negatif dari global yang cukup banyak,” ujarnya.
Sebelumnya, para menteri keuangan Eropa dikabarkan membuka jalan bagi kebijakan pelonggaran anggaran menyusul semakin kerasnya penolakan terhadap kebijakan pengetatan anggaran yang kembali mengganggu stabilitas pasar.
Hasil pemilihan umum Italia yang buntu, penolakan Prancis untuk kembali memangkas anggaran, menyebabkan kekhawatiran bagi pasar, sehingga akan berdampak terhadap pergerakan IHSG.
“Selain sentimen negatif dari Eropa, rilis data China juga menunjukkan hasil kurang baik, sehingga sentimen-sentimen ini diperkirakan menekan pergerakan IHSG,” katanya.
Selain sentimen global, meningkatnya inflasi dalam negeri pada Februari 2013 juga dikhawatirkan mempengaruhi pergerakan IHSG. Kendati demikian, menurutnya, pengaruh inflasi tidak terlalu besar mempengaruhi indeks.
Berbeda dengan diatas, analis PT Sinarmas Sekuritas Christandi Rheza Mihardja memperkirakan IHSG akan bergerak menguat di level 4.696-4.826 di tengah spekulasi stimulus dari The Fed untuk mendorong perekonomian AS.
“Isu janji dari Bank Sentral Eropa untuk menjaga nilai tukar euro akan memberikan sentimen positif terhadap pergerakan IHSG,” tuturnya, Selasa (5/3/2013).
Selain isu Bank Sentral Eropa, lanjutnya, hasil data PMI Zona Eropa yang melebihi ekspektasi pasar akan menjadi sentimen tambahan dalam menopang laju pergerakan IHSG ke arah zona hijau.
Dia juga merekomendasikan saham-saham untuk diperhatikan pada perdagangan esok hari a.l seperti saham ROTI, ASRI, PGAS, dan BBCA. (msb)
