JAKARTA: Sentimen beragam dari pasar global diperkirakan masih akan memicu pemodal untuk mengambil sikap wait and see pada perdagangan akhir pekan ini.
Analis obligasi PT Mega Capital Indonesia Ariawan mengatakan sentimen dari pasar global masih akan menjadi fokus perhatian investor ditengah kondisi pasar yang masih berfluktuasi.
Dari AS, keluarnya data penjualan rumah yang lebih baik dari perkiraan direspons positif oleh para pelaku pasar global mengalahkan sentimen dari kenaikan angka initial jobless claims AS.
"Di sisi lain, kekhawatiran terhadap kondisi Eropa diperkirakan meningkat pascapenurunan peringkat Spanyol oleh S&P," katanya dalam riset harian, Jumat 27 April 2012.
S&P sebelumnya menurunkan peringkat Spanyol dua notch dari A menjadi BBB+, karena melihat bahwa Spanyol perlu melakukan dukungan fiskal lebih lanjut terhadap sektor perbankan seiring kontraksi yang terjadi pada perekonomiannya.
"Adanya sentimen dari pasar global yang masih bervariasi ini diperkirakan mendorong pelaku pasar utang Indonesia cenderung untuk wait and see akhir pekan ini," jelasnya.
Pelaku pasar diperkirakan juga menunggu lelang surat utang yang akan dilakukan pemerintah pada Selasa pekan depan.
"Dengan beberapa kondisi ini maka kami memperkirakan pergerakan di pasar surat utang masih akan terbatas dengan potensi volatilitas pasar yang masih tinggi," ujarnya.
Meski demikian, di tengah potensi volatilitas pasar yang masih tinggi tersebut, investor dapat memanfaatkan momentum ini untuk melakukan trading jangka pendek di pasar SUN.
Sementara itu, bagi investor lebih panjang dapat memilih untuk masuk pada obligasi korporasi di pasar perdana seiring ramainya penerbitan obligasi saat ini.
Pada perdagangan kemarin, pergerakan sideways di pasar surat utang Indonesia masih berlanjut di tengah volume perdagangan yang masih terbatas.
Yield SUN acuan bertenor 10 tahun turun tipis sebesar -2 bps ke level 5,90%. Seri FR0058 menjadi SBN dengan transaksi teraktif di pasar sekunder dengan total volume perdagangan mencapai Rp418,9 miliar.
Pada perdagangan obligasi korporasi, PNBN03 menjadi obligasi yang paling banyak ditransaksikan di pasar sekunder dengan total volume perdagangan mencapai
Rp359,6 miliar.
Sementara itu, pasar obligasi pemerintah Indonesia berdenominasi dollar bergerak mixed yang mana obligasi bertenor menengah mengalami pelemahan sedangkan tenor panjang menguat.
"Yield Indo-21 naik +8 bps ke level 3,90% sedangkan yield Indo-37 turun -6 bps ke level 5,03%," tambah Ariawan. (spr)