JAKARTA: Mayoritas harga surat utang negara (SUN) seri benchmark (acuan) ditransaksikan meningkat di tengah ekspektasi tingginya laju inflasi akibat pembatasan BBM bersubsidi.
Sekretaris Perusahaan Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) Tumpal Sihombing melaporkan tiga seri SUN benchmark mengalami peningkatan harga pada perdagangan sesi pagi hari ini sementara satu seri lainnya mencatatkan penurunan harga.
"Seri FR0060, FR0059, dan FR0058 masing-masing meningkat sebesar +17,5 bps [104,8750], +5,7 bps [106,4855], dan +15,5 bps [116,7500]," katanya dalam keterangan resmi hari ini 26 April 2012.
Sementara itu, lanjutnya, satu-satunya seri benchmark yang mengalami penurunan harga yakni FR0061 yang mana turun sebesar -8,5 bps pada level 108,4402.
"Secara keseluruhan harga-harga sudah mulai mengalami peningkatan yang ditandai dengan menguatnya indeks clean price sebesar +0,029 poin atau +0,02% ke posisi 131,8225 dari sebelumnya di posisi 131,7929," jelasnya.
Menurutnya, pola kenaikan harga tersebut diperkirakan hanya bersifat temporer seiring belum adanya sentimen positif yang mampu mendorong kenaikan harga dalam jangka panjang.
Tumpal menjelaskan kebijakan pembatasan penjualan BBM bersubsidi yang berpotensi dimulai pada bulan depan dapat menimbulkan kekhawatiran di pasar.
"Pasar obligasi masih menunggu sentimen positif, hal ini terlihat dari pola mixed yang terjadi baik untuk yield maupun harga obligasi yang terjadi sejak awal pekan," tuturnya.
Dia menambahkan kepemilikan asing di pasar obligasi negara per 24 April 2012 kembali mencatatkan penurunan harian sebesar -0,07% menjadi Rp228,41 triliun dari sebelumnya sebesar Rp228,58 triliun. (sut)