Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

LAPORAN KEUANGAN: Laba bersih INTILAND DEVELOPMENT turun 60,56%

 

 

JAKARTA: Perusahaan pengembang properti PT Intiland Development Tbk membukukan penurunan laba bersih sepanjang tahun lalu sebesar 60,56% menjadi Rp140 miliar dari Rp355,1 miliar pada 2010.

 

Sekretaris Perusahaan Intiland Theresia Rustandi mengatakan penurunan laba bersih pada 2011 disebabkan lonjakan laba bersih pada 2010 karena adanya keuntungan dari penjualan investasi jangka panjang.

 

"Sementara pada 2011, kinerja keuangan perseroan murni berasal dari hasil operasional usaha dan tidak membukukan keuntungan dari penjualan investasi jangka panjang maupun divestasi aset tetap," katanya dalam keterangan resmi, sore ini 30 Maret 2012.

 

Sejalan dengan itu, laba usaha perseroan juga turun 28,56% menjadi Rp187,6 miliar dari tahun sebelumnya Rp262,6 miliar.

 

Menurut Theresia, penurunan laba usaha disebabkan adanya peningkatan beban pokok penjualan dan beban lainnya sebesar 32,5% menjadi Rp578,3 miliar.

 

Peningkatan tersebut disebabkan meningkatnya alokasi biaya pengembangan proyek-proyek baru.

 

"Pada 2011 kami mengeksekusi dan memulai banyak proyek baru, sehingga hasilnya belum tercermin dalam hasil laporan keuangan 2011.

 

Namun, ke depannya, seiring tahapan kontruksi dan aktivitas pemasaran, maka akan langsung memberikan pengaruh terhadap kemampuan perusahaan meningkatkan pendapatan dan laba," jelasnya.

 

PENDAPATAN NAIK

 

Kendati profitabilitas menurun, emiten berkode DILD itu membukukan kenaikan pendapatan sebesar 11% menjadi Rp939,2 miliar dari Rp842,7 miliar pada 2010.

 

Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland Archied Notopradono mengungkapkan kinerja operasional perseroan membaik pada 2011 sehingga mendorong peningkatan pendapatan.

 

"Strategi pada 2011 adalah pertumbuhan cepat. Kami berhasil meluncurkan proyek-proyek baru di sektor perumahan, mixed-use, kawasan industri, dan jaringan hotel. Beberapa proyek sudah memberikan pengaruh signifikan bagi pendapatan," jelasnya.

 

Meningkatnya nilai pendapatan, menurutnya, terutama ditopang oleh penjualan dari proyek-proyek baru yang memberikan kontribusi sebesar 53,4%.

 

Proyek-proyek tersebut adalah apartemen 1Park Residences, Ngoro Indutrial Park 2, dan perumahan Graha Natura Surabaya.

 

Archied menuturkan kontributor pendapatan terbesar berasal dari segmen mixed-use sebesar Rp415,9 miliar atau mencapai 44,3% dari total pendapatan.

 

Urutan berikutnya yakni berasal dari segmen perumahan sebesar Rp248,4 miliar atau 26,4%, dan kawasan industri sebesar Rp146,2 miliar atau setara 15,6% dari total pendapatan.

 

“Kontribusi dari re-curring income terus meningkat. Saat ini memang belum terlalu besar, baru sekitar 12,9 persen yang berasal dari penyewaan ruang perkantoran, sarana olahraga, dan hotel,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper