JAKARTA: Bursa Bursa Komoditi & Derivatif Indonesia (BKDI/ICDX) sukses meluncurkan perdagangan pasar spot timah pertama di Indonesia dengan harga di atas acuan London Metal Exchange, hari ini.
Perdagangan yang hanya berlangsung 15 menit dimulai pukul 14.30 itu berhasil memperdagangkan 2 lot kontrak timah pada harga US$24.500. Per lot seberat 5.000 ton.
Sementara itu, harga spot di LME kemarin berada pada US$24.290, telah naik 27% dalam sebulan. Menurut Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurti peluncuran ini adalah permulaan bagi Indonesia untuk memiliki bursa sebagai acuan harga dunia.
Menurutnya, ini adalah bagian dari upaya memperkuat kepentingan nasional sebagai eksportir timah terbesar dunia.
Sebelumnya, peluncuran pasar fisik timah atau dikenal sebagai Indonsia Tin Market (Inatin) ditunda dari 15 Desember dan 12 Januari guna memungkinkan pengguna potensial lebih banyak waktu untuk persiapan.
Indonesia mewakili sekitar 40% dari ekspor global, dan berupaya untuk mengatur acuan baru yang didukung oleh pemerintah melalui Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) dan PT Timah, produsen terbesar di negeri ini.
"LME akan menjadi patokan utama harga timah untuk waktu yang lama, [karena] pasar itu yang relatif besar dari segi volume," kata Peter Kettle, Manajer Penelitian International Tin Research Institute (ITRI) yang berbasis di St Albans, Inggris.
Namun, lanjutnya, BKDI juga tidak menutup kemungkinan menjadi acuan, selama ada cukup pembeli dan penjual. (Bsi)