Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BEI jaring investor di Jatim

SURABAYA: PT Bursa Efek Indonesia terus berupaya menjaring investor baru dari daerah Jawa Timur melalui penyelenggaraan Investor Summit dan Capital Market Expo 2011 di Surabaya.Nur Harjantie, Kepala Unit Informasi dan Pemasaran Bursa Efek Indonesia (BEI)

SURABAYA: PT Bursa Efek Indonesia terus berupaya menjaring investor baru dari daerah Jawa Timur melalui penyelenggaraan Investor Summit dan Capital Market Expo 2011 di Surabaya.Nur Harjantie, Kepala Unit Informasi dan Pemasaran Bursa Efek Indonesia (BEI) Surabaya mengatakan, melalui event yang digelar selama dua hari tersebut, diharapkan kesadaran masyarakat Jatim akan mekanisme investasi di pasar modal meningkat.“Kami harapkan penyelenggaraan tahun ini dihadiri oleh 1.000 peserta per hari, dan kendati tidak semuanya berminat membuka rekening efek, paling tidak kesadaran mengenai investasi di pasar modal meningkat,” katanya pada wartawan, hari ini.Tahun lalu, dari 800 pengunjung per hari, tercatat yang membuka rekening efek masih dibawah 100. Untuk memacu pembukaan rekening efek ini, tambah Nur Harjantie, pihak penyelenggara menawarkan sejumlah door prize bagi pengunjung maupun mereka yang membuka rekening efek.Menurutnya, saat ini jumlah pemilik rekening efek saham di Jatim baru mencapai kisaran 37.000, sementara jumlah perusahaan yang telah go public dari provinsi tersebut hanya 35 emiten. Jumlah tersebut sangat kecil dibandingkan jumlah penduduk Jatim yang lebih dari 37 juta.“Secara nasional, jumlah masyarakat yang berpartisipasi di pasar modal juga sangat kecil, masih di bawah 1% dari jumlah penduduk Indonesia,” terang Nur Harjantie.Dalam acara yang merupakan rangkaian dari perayaan ulang tahun pasar modal ke 34 itu, terdapat 12 emiten yang akan melakukan presentasi. Emiten-emiten tersebut antara lain PT Indosat Tbk, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, PT Wijaya Karya Tbk, dan PT Bukopin Tbk.Nur Harjantie menilai perusahaan-perusahaan besar di Jatim masih lebih memilih transaksi secara konvensional dalam menjalankan usahanya daripada melalui pasar modal.Pola pikir masyarakat Jatim yang masih tradisional menyebabkan perusahaan itu memilih untuk bertransaksi secara konvensional dan tertutup.“Maka dari itu, pertumbuhan emiten di Jatim ini tidak sebagus yang kami harapkan. Tahun depan, kami berharap ada tambahan dua perusahaan dari Jatim yang go public," katanya. (24/Bsi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor
Sumber : Bunga Citra Arum N.

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper