JAKARTA : PT Timah Tbk memperkirakan produksi timah pada semester I/2011 lebih tinggi dari produksi semester I/2010 yang dipicu kondisi cuaca yang sudah membaik dan harga jual tinggi. Direktur Keuangan Timah Krishna Syarif mengatakan secara keseluruhan, situasi pada semester I/2011 masih sejalan dengan rencana perusahaan.Sekarang harga masih bagus, kami masih bisa cover semua [permintaan], kondisi juga sangat kondusif. Jadi kami yakin di semester I semua bagus, kinerja ini justru sebagai rujuan untuk meningkatkan produksi di semester II, ujarnya hari ini.Namun, Krishna enggan menyebutkan berapa besaran produksi timah sepanjang semester I/2011. Dia hanya mengindikasikan, harga jual rata-rata timah sepanjang semester I/2011 dinilai sangat baik, yakni di atas US$25.000 per ton.Acuannya begini, average selling price [harga penjualan rata-rata] kita masih bagus, lebih besar dari US$25.000 per ton itu sudah sangat positif. Jadi sekarang bagaimana supaya produksi tetap bertahan dan average selling price itu bisa kita optimalisasi melalui mekanisme harga jual, itu saja dulu, ujarnya.Krishna mengatakan setelah melewati Februari, kendala cuaca yang mengganggu produksi sudah tidak ada. Dari total timah yang diproduksi, sebanyak 95% diekspor. Tidak ada kendala, cuaca sudah baik, sampai Februari mungkin ombak masih tinggi, tapi sekarang sudah bagus, on the track semuanya. Sekarang kita fokus lebih banyak ekspornya ke Asia Pacific, 95% lebih banyak kita ekspor, ujarnya.Tahun ini, Timah memperkirakan konsumsi logam timah dunia akan mengalami kenaikan sekitar 10% dari tingkat konsumsi pada tahun 2010 sebesar 330.000 ton. Hal ini dilihat dari mulai pulihnya daya beli konsumen terutama terhadap produk-produk consumer goods dan elektronik.Produksi logam timah pada 2011 diprediksi meningkat menjadi 345.000 ton namun masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan jumlah permintaan pada tahun 2011 yaitu sekitar 370.000 ton. Perseroan memperkirakan harga rata-rata logam timah tahun ini yang diterima perseroan sekitar US$23.000 /ton.(mmh)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru