Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Emisi samurai bond dibatalkan

JAKARTA: Pemerintah membatalkan rencana penerbitan obligasi berdenominasi yen atau samurai bond di pasar Jepang menyusul penurunan peringkat kredit Jepang oleh Standard & Poor (S&P).

JAKARTA: Pemerintah membatalkan rencana penerbitan obligasi berdenominasi yen atau samurai bond di pasar Jepang menyusul penurunan peringkat kredit Jepang oleh Standard & Poor (S&P).

Hari ini, S&P menurunkan peringkat kredit Jepang dari AA minus outlook stabil menjadi AA minus outlook negatif. Penurunan tersebut karena mempertimbangkan defisit Jepang yang berpotensi meningkat karena butuh pembiayaan besar pemulihan ekonomi.Menteri Keuangan Agus D. W. Martowardojo menuturkan Pemerintah Indonesia dapat memahami keputusan S&P tersebut, setelah sebelumnya merevisi peringkat kredit sejumlah negara Eropa dan AS. Wajar saja jika itu terjadi karena Jepang membutuhkan sumber daya yang cukup besar untuk melakukan pemulihan ekonominya."Untuk kami mungkin mempertimbangkan situasi di Jepang yang perlu banyak fokus kepada (pemulihan ekonomi) dalam negerinya. Kami mungkin tidak akan menerbitkan Samurai bond dulu supaya bisa ada ruang. Artinya 2011 ini kami tidak akan menerbitkan Samurai bond, ujar dia usai jumpa pers di kantornya, hari ini.Intinya, lanjut dia, secara umum penerbitan obligasi negara ke depannya akan mengutamakan efisiensi ongkos yang harus dikeluarkan. Disinggung mengenai rencana penerbitan obligasi berdenominasi dollar AS (global bond), Agus enggan member informasi apapun.Menkeu menambahkan pemerintah besok akan melelang dua seri obligasi negara jangka pendek di pasar domestik, yakni surat perbendaharaan negara (SPN) bertenor 3 bulan dan 12 bulan. Dua seri SPN tersebut diterbitkan untuk dijadikan acuan (benchmark) bagi penerbitan varian surat utang negara (SUN) lainnya."Terkait dengan sukuk, kami masih menunggu sesi pembicaraan dengan DPR untuk mendapatkan underlying asset untuk memberikan jaminan penerbitan.. Jumlah Rp30 triliun. untuk sukuk global kemungkinan pada semester II akan coba untuk diwujudkan, paparnya. (bsi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper