Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Karet Naik Tiga Hari Beruntun

Harga karet berhasil memperpanjang reli penguatannya pada perdagangan hari ketiga berturut-turut, Jumat (7/12/2018),
Pekerja mengangkat getah karet di Mesuji Raya, OKI, Sumatra Selatan, Jumat (24/2)./Antara-Budi Candra Setya
Pekerja mengangkat getah karet di Mesuji Raya, OKI, Sumatra Selatan, Jumat (24/2)./Antara-Budi Candra Setya

Bisnis.com, JAKARTA – Harga karet berhasil memperpanjang reli penguatannya pada perdagangan hari ketiga berturut-turut, Jumat (7/12/2018),

Berdasarkan data Bloomberg, harga karet untuk kontrak teraktif Mei 2019 di Tokyo Commodity Exchange (Tocom), ditutup menguat 0,24% atau 0,40 poin di level 164,40 yen per kg.

Padahal, reli harga karet sempat tergelincir ketika dibuka di zona merah dengan koreksi 0,12% atau 0,20 poin di level 163,80 yen per kg. Pada perdagangan Kamis (6/12), harga karet berakhir naik 0,31% atau 0,50 poin di level 164.

Sementara itu, nilai tukar yen terpantau melemah 0,13 poin atau 0,12% ke level 112,80 yen per dolar AS pada pukul 14.32 WIB, setelah dibuka terdepresiasi tipis 0,01% di posisi 112,68 pagi tadi.

Nilai tukar yen melemah menyusul pernyataan bernada bullish oleh Gubernur Federal Reserve Amerika Serikat (AS) Jerome Powell tentang perekonomian dan pasar tenaga kerja AS. Hal ini memacu kembali minat investor terhadap aset berisiko sekaligus membebani aset safe haven.

Pelemahan nilai tukar yen Jepang terhadap dolar AS diketahui membuat harga komoditas yang diperdagangkan dalam mata uang ini menjadi relatif lebih terjangkau bagi para pembeli luar negeri. Dampaknya, permintaan akan komoditas ini berpotensi terkerek.

Berbanding terbalik dengan harga karet Tokyo, harga karet untuk pengiriman Mei 2019 di Shanghai Futures Exchange ditutup turun tipis 0,13% atau 15 poin di 11.240 yuan per ton.

Meski terkoreksi, harga karet Shanghai mampu mengikis sebagian besar pelemahannya setelah dibuka di posisi 11.155 pagi tadi sekaligus membukukan kenaikan mingguan akibat didorong aksi beli spekulatif.

Pemerintah China menyatakan akan terus mendorong negosiasi perdagangan dengan AS dan sangat optimistis dapat mencapai kesepakatan perdagangan dengan pemerintah Negeri Paman Sam dalam masa tenggat waktu tersebut.

Kendati demikian, analis juga mengingatkan bahwa secara fundamental belum terlihat adanya perubahan di dalam pasar karet.

“Ada pembelian spekulatif di pasar, tetapi tidak ada yang berubah secara fundamental, dan kami tidak melihat permintaan domestik untuk meningkat dalam jangka pendek, “ kata Du Hui, analis Brilliant Futures, seperti dilansir dari Bloomberg.

Pergerakan harga karet juga dibatasi dengan berlanjutnya penurunan harga minyak mentah. Minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Januari 2019 terpantau melemah 0,78% atau 0,40 poin di level US$51,09 per barel pada pukul 15.08 WIB, menuju pelemahan hari ketiga.

Adapun harga minyak Brent untuk pengiriman Februari 2019 melemah 0,65% ke level US$59,67 per barel, setelah berakhir anjlok 2,44% di posisi 60,06 pada perdagangan Kamis (6/12).

Karet sintetis yang menjadi bahan subtitusi utama karet alam dibuat dari polimer turunan minyak, sehingga pergerakan harganya dipengaruhi harga minyak yang menjadi bahan baku asalnya.

Pergerakan Harga Karet Kontrak Mei 2019 di Tocom

Tanggal

Harga (Yen/Kg)

Perubahan

7/12/2018

164,40

+0,24%

6/12/2018

164,00

+0,31%

5/12/2018

163,50

+0,55%

4/12/2018

162,60

-1,39%

3/12/2018

164,90

+2,42%                

Sumber: Bloomberg                         

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper