Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo meyakini pergerakan kurs rupiah akan terus menguat seiring dengan konsolidasi antarsektor yang semakin kuat dan tekanan perang dagang yang mulai mereda.
"Saya sangat berbahagia bahwa sudah satu tahun belakangan ini konsolidasi sektor fiskal, sektor moneter, dan pelaku usaha berjalan baik.
Konsolidasi seperti ini kalau terus dilakukan akan memberikan hasil yang semakin konkret," ujarnya dalam CEO Networking 2018, Senin (3/12/2018).
Menurutnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih berada di atas ekspektasi yakni di atas 5%, inflasi akhir tahun diperkirakan mencapai 3,2%, dan defisit APBN hingga akhir tahun sekitar 1,8%.
"Defisit APBN kita 1,8 % karena pengelolaan fiskal kita yang sangat hati-hati, prudent, dan itu menambah kepercayaan internasional. Apa sih yg ingin kita bangun? Trust, kepercayaan bahwa kira mengelola fiskal secara hati-hati," tambahnya.
Dengan pengelolaan fiskal yang ketat, maka dia meyakini investor asing sudah masuk kembali ke pasar sehingga nilai tukar kurs dollar terhadap rupiah bakal terus turun.
"Jangan kaget nanti kalau dollar AS turun terus. Tapi kita jaga ingin turunnya tidak drastis untuk ekspor produk Indonesia," katanya.
Baca Juga
Senin pagi (3/12/2018) nilai tukar rupiah di pasar spot dibuka menguat 37 poin atau 0,26% ke level Rp14.265 per dolar AS. Rupiah mencatat kenaikan bulanan terbaiknya sejak Oktober 2015 terhadap dolar AS.
Sejak awal November, rupiah telah menguat hingga 6,3%. Penguatan bulanan ini juga yang tertinggi dibandingkan dengan mata uang Asia lainnya, disusul rupee India yang menguat 5,84% sejak awal bulan.