Bisnis.com, JAKARTA - PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) menegaskan bahwa proses akuisisi tambang Kestrel di Australia dapat rampung pada kuartal III/2018. Konsolidasi anak perusahaan baru dapat masuk di pembukuan keuangan akhir 2018.
Pada Mei 2018, Adaro dan mitranya EMR Capital sudah mendapatkan izin dari pemerintah Australia mengakuisisi 80% kepemilikan Rio Tinto di tambang Kestrel dengan nilai akuisisi US$2,25 miliar.
Presiden Direktur Adaro Energy Garibaldi Thohir menyampaikan, kontribusi Adaro dalam akuisisi proyek tersebut mencapai 49%, sedangkan 51% merupakan hak EMR Capital. Proses akuisisi secara keseluruhan ditargetkan rampung dalam 1-2 bulan ke depan.
"Kami berharap mestinya dalam 1-2 bulan sudah final stage. Final stage artinya, setelah duit ditransfer [kepada Rio Tinto], sudah rampung semua proses akuisisi," ujarnya Senin (16/7/2018) malam, setelah perayaan 10 tahun PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) melantai di Bursa Efek Indonesia.
Setelah transaksi dan proses legalisasi seluruhnya rampung, proyek Kestrel sudah resmi menjadi milik Adaro dan EMR. Oleh karena itu, konsolidasi dari anak usaha baru tersebut dapat masuk ke dalam pembukuan laporan keuangan kuartal IV/2018.
Dana akuisisi yang disiapkan Adaro sesuai dengan kontribusinya sebesar 49%. Artinya, perusahaan perlu menyiapkan dana sejumlah US$1,1025 miliar.
Baca Juga
Sumber pendanaan berasal dari kombinasi antara kas internal dan pinjaman perbankan. Melihat rekam jejak dan reputasi perusahaan, Adaro mendapatkan penawaran pembiayaan dari banyak pihak, baik dalam dan luar negeri.
Manajemen berupaya untuk menggandeng mitra dari perbankan dalam negeri. Namun, terkadang marginnya sangat tipis karena kebutuhan dana dalam bentuk mata uang dolar AS.
Terkait manajemen baru di proyek Kestrel, jajaran direksi dari pihak Adaro dan EMR sudah ada. Adapun, beberapa tim dari Rio Tinto tetap dipertahankan dan didukung.