Bisnis.com, JAKARTA - Momentum pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat dimanfaatkan pelaku pasar untuk mengakumulasi beli perlahan-lahan sejumlah saham yang prospektif.
Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee menyampaikan sentimen eksternal dari kehawatiran kenaikan suku bunga Federal Reserve membuat yield obligasi Paman Sam meningkat. Hal ini membuat investor asing profit taking dari pasar modal emerging market, termasuk Indonesia, kemudian beralih ke pasar obligasi.
Namun demikian, pelemahan IHSG dapat menjadi momentum akumulasi beli secara pelan-pelan sejumlah saham dengan prospek menarik. Misalnya, saham sektor kontruksi dan infrastruktur yang berpotensi naik dalam jangka panjang, seperti JSMR, TLKM, WIKA, WSKT, dan SMGR.
"Selain itu, saham ASII cukup menarik setelah terkoreksi tajam," ujarnya.
Sementara itu, sinyal Bank Indonesia akan mengerek suku bunga diperkirakan dapat berimbas positif bagi pasar modal. Namun, investor saham sektor properti dan otomotif akan waspada, karena berpotensi menurunkan minat kredit pembelian.
"Tapi yang harus disadari, penaikkan suku bunga BI lebih banyak akan berimbas positif. Ini menjadi salah satu langkah menstabilkan rupiah, dan dapat menenangkan situasi pasar," paparnya.
Vice president Research Department Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya wijaya menuturkan, pelaku pasar harus tetap tenang dan optimistis terhadap prospek pasar modal domestik. Pasalnya, faktor fundamental makro ekonomi dan kinerja emiten masih akan positif pada 2018.
Dia pun menyarankan investor mulai mengoleksi saham-saham blue chips. Saham di kelas ini diperkirakan dapat rebound lebh cepat karena likuiditas yang tinggi dan prospek kinerja yang stabil.