Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BEI: 2017, Laba Emiten Tumbuh 22,74%

Bisnis.com, JAKARTA - Sekitar 500 emiten telah menyampaikan laporan keuangan 2017 kepada Bursa Efek Indonesia, dan diperoleh hasil bahwa laba bersih emiten tersebut berhasil tumbuh 22,74%.
Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Suprajarto (kiri) dan Direktur PT Bursa Efek Indonesia Samsul Hidayat seusai melakukan pembukaan perdagangan saham  dalam rangka memperingati 14 tahun Bank BRI melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), di Jakarta, Jumat (10/11)./JIBI-Dedi Gunawan
Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Suprajarto (kiri) dan Direktur PT Bursa Efek Indonesia Samsul Hidayat seusai melakukan pembukaan perdagangan saham dalam rangka memperingati 14 tahun Bank BRI melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), di Jakarta, Jumat (10/11)./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA - Sekitar 500 emiten telah menyampaikan laporan keuangan 2017 kepada Bursa Efek Indonesia, dan diperoleh hasil bahwa laba bersih emiten tersebut berhasil tumbuh 22,74%.

Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia Samsul Hidayat menuturkan, total laba yang dibukukan oleh kelompok emiten mencapai Rp813 triliun, berhasil tumbuh 22,74% year on year dari posisi Rp998,3 triliun.

"Yang mencatatkan rugi bersih ada 93 emiten dan yang berhasil mencatatkan laba bersih ada 406 emiten," ungkapnya di Jakarta, Jumat (5/4/2018).

Di sisi pendapatan, BEI mencatatkan jumlah pendapatan yang dibukukan pada 2017 menjadi Rp3.114,4 triliun, tumbuh 12,9% dari posisi Rp2.758,7 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Bila ditelisik dari sisi aset, nilai aset yang dibukukan kelompok per 2017 mencapai Rp10.000 triliun, atau sudah naik 11,3% secara tahunan. Dari sisi ekuitas, kalangan emiten sudah mencatatkan penaikan hingga 12,2% sepanjang 2017, dari posisi Rp2.541 triliun pada 2016 menjadi Rp2.851 triliun.

Dalam outlook, Andy Ferdinand, analis Samuel Sekuritas Indonesia menuliskan bahwa pasar modal Indonesia sangat baik untuk investasi jangka panjang seiring dengan membaiknya fundamental dan status investment grade yang dimiliki.

Selain itu, rerata harga komoditas khususnya minyak, batu bara, dan CPO pada 2018, kata Andy, diasumsikan tidak banyak berubah. Sementara itu, pembatasan produksi di sejumlah negara dapat menopang harga.

Di dalam negeri, demi menopang daya beli terutama kalangan menengah ke bawah, Andy mengatakan, pemerintah akan meningkatkan stimulus dan subsidi, serta menjalankan proyek padat karya infrastruktur. Sementara itu, rata-rata harga komoditas yang diekspektasikan tetap tinggi akan semakin memicu aktivitas bisnis terkait dan mendorong ekonomi.

Vice President Research & Analyst PT Valbury Sekuritas Indonesia Nico Omer Joncheere mengungkapkan, pada tahun ini, kinerja emitem consumer goods akan cukup bagus pada tahun ini, karena Indonesia akan menghadapi pemilihan kepala daerah (Pilkada). Dia mengatakan, setiap pilkada, aktivitas yang terjadi adalah kebutuhan konsumsi selalu meningkat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper