Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Asia menguat pada perdagangan pagi ini, Jumat (9/3/2018), seiring dengan melemahnya kinerja mata uang yen menyusul kabar tentang kesepakatan untuk pertemuan tingkat tinggi antara para pemimpin Amerika Serikat (AS) dan Korea Utara.
Hal ini menyingkirkan kekhawatiran geopolitik yang berkaitan dengan persenjataan nuklir di timur laut Asia.
Indeks MSCI Asia Pacific menguat 0,6% pada pukul 10.13 pagi waktu Tokyo (pukul 8.13 pagi WIB). Pada saat yang sama, indeks Topix menanjak 1,7%, indeks Kospi Korea Selatan menguat 1,6%, dan indeks S&P/ASX 200 Australian naik 0,5%..
Dilansir Bloomberg, pasar ekuitas telah mendapatkan sentimen positif pagi ini dari penguatan bursa AS dalam semalam yang didorong meredanya kekhawatiran tentang rencana pengenaan tarif impor baja dan aluminium oleh Presiden Donald Trump.
Sementara itu, Gedung Putih mengumumkan bahwa Trump telah menerima undangan untuk bertemu dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un. Pertemuan yang dikabarkan akan digelar pada Mei tersebut mendorong sentimen terhadap aset berisiko sekaligus menekan yen mengalami penurunan terbesar dalam lebih dari dua pekan.
“Kim Jong Un berbicara tentang denuklirisasi dengan Perwakilan Korea Selatan, bukan hanya pembekuan,” tulis Trump melalui akun Twitter-nya pada Kamis malam waktu Washington. “Juga, tidak ada uji coba rudal oleh Korea Utara selama periode waktu ini. Kemajuan besar telah dibuat tapi sanksi akan tetap ada sampai tercapai kesepakatan. Rapat sedang direncanakan!”
Baca Juga
Juru bicara Gedung Putih Sarah Huckabee Sanders sebelumnya mengatakan bahwa pertemuan tersebut akan terjadi di tempat dan waktu yang akan ditentukan.
Pengumuman tersebut pertama kali dibuat oleh kepala dewan Keamanan Nasional Korea Selatan Chung Eui-yong kepada wartawan di Washington, bahwa Kim Jong Un menyatakan keinginan untuk bertemu Presiden Trump sesegera mungkin.
Sementara itu, Trump disebut bersedia bertemu dengan Kim Jong Un pada bulan Mei untuk mencapai denuklirisasi permanen.
Kabar tentang rencana pertemuan dua pemimpin kontroversial tersebut menutupi sentimen peringatan dari China yang akan mengambil langkah-langkah ‘kuat’ untuk melawan tarif perdagangan AS.
Para investor selanjutnya akan mencermati keputusan kebijakan Bank of Japan dan data ketenagakerjaan bulanan AS yang dirilis hari ini waktu setempat demi mendapatkan petunjuk mengenai prospek kebijakan moneter bank sentral AS.