Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ratu Prabu Energy (ARTI) Yakin Proyek LRT Tak Terkendala Lahan

PT Ratu Prabu Energy Tbk., (ARTI) menegaskan rencana pembangunan proyek kereta api ringan atau Light Rail Transit tidak terkendala masalah pengadaan lahan. Pasalnya, pengembangan fasilitas transportasi tersebut bisa menggunakan jalan yang sudah ada.
Direktur Utama ARTI Burhanuddin Bur Maras menyampaikan bahwa saat ini perusahaan masih dalam tahap mengurus perizinan dan pendanaan untuk pembangunan LRT Jabodetabek./Hafiyyan
Direktur Utama ARTI Burhanuddin Bur Maras menyampaikan bahwa saat ini perusahaan masih dalam tahap mengurus perizinan dan pendanaan untuk pembangunan LRT Jabodetabek./Hafiyyan

Bisnis.com, JAKARTAPT Ratu Prabu Energy Tbk., (ARTI) menegaskan rencana pembangunan proyek kereta api ringan atau Light Rail Transit tidak terkendala masalah pengadaan lahan. Pasalnya, pengembangan fasilitas transportasi tersebut bisa menggunakan jalan yang sudah ada.

Direktur Utama ARTI Burhanuddin Bur Maras menyampaikan, saat ini perusahaan masih dalam tahap mengurus perizinan dan pendanaan untuk pembangunan LRT Jabodetabek. Diharapkan proses perizinan berjalan cepat sehingga pendanaan dari pihak asing kian lancar.

"Kan pihak luar negeri lebih yakin kalau izin sudah keluar. Mereka menganggap kita serius. Perizinan juga sebagai jaminan untuk memberikan pinjaman. Kalau enggak, enggak keluar duitnya," tuturnya, Senin (12/2/2018).

Seperti diberitakan sebelumnya, ARTI berencana mengembangkan LRT di daerah Jakarta dan sekitarnya sepanjang 403 km dengan nilai investasi US$30 miliar. Pembangunan LRT Tahap I mencakup 233 km dan memerlukan dana US$8 miliar.

Bur Maras menyampaikan, proyek LRT yang digagas perseroan sebetulnya tidak memiliki kendala dalam pengadaan lahan. Pasalnya, fasilitas tersebut dapat dibangun di atas jalan yang sudah ada.

Manajemen sudah melakukan koordinasi dengan Kementerian Perhubungan, Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), Bappenas, dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Menurut Bur Maras, respons dari instansi pemerintah sangat bagus.

Dia menegaskan, proyek LRT tidak membutuhkan pendanaan dari pemerintah karena akan ditangani oleh pinjaman sindikasi dari perbankan di China ataupun Jepang. Saat ini, calon investor dari Negeri Panda dinilai lebih agresif.

"Kayaknya yang China lebih agresif. Mudah-mudahan enggak ada masalah soal dana, karena dana mereka itu banyak sekali. Bagi kita ini proyek besar, tetapi bagi China ini proyek biasa bagi mereka," paparnya.

Mengenai teknis pendanaan, sambungnya, perusahaan masih dalam tahap negosiasi dengan calon investor. Negosiasi itu mencakup besaran pinjaman, tenor pembayaran, dan nilai bunga.

Menurutnya, jika perizinan pengembangan LRT Tahap I rampung, kemudian skema pendanaan sudah pasti, Ratu Prabu bisa membentuk Special Purpose Vehicle (SPV) bersama perusahaan lain. Diharapkan pembangunan LRT Tahap I dapat dilaksanan pada 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper